Bisnis.com, JAKARTA - Orang tua yang merapkan pola asuh otoriter atau yang sering disebut sebagai "Strict Parents," adalah orangtua yang memiliki standar tinggi dan tuntutan ketat terhadap anak-anak mereka.
Pendekatan orang tua yang otoriter dapat mencakup berbagai metode pengasuhan, mulai dari bersifat melarang hingga memberikan aturan yang terlalu ketat, tergantung pada keyakinan pribadi dan pendekatan yang mereka pilih dalam mendidik anak-anak mereka.
Pengertian Strict Parents
Dikutip dari laman Parentingforbrain, strict parents dalam konteks psikologi, dapat didefinisikan sebagai orang tua yang menetapkan standar yang tinggi dan sering kali memiliki harapan yang kuat terhadap prestasi anak-anak mereka. Ada dua tipe utama dari orang tua yang tegas:
- Standar Tingi: Mereka menetapkan standar tinggi dan tuntutan, tetapi tanpa memberikan dukungan dan responsif terhadap kebutuhan anak-anak. Orang tua seperti ini tidak mendorong pemikiran mandiri pada anak-anak dan memungkinkan mereka untuk tidak mempertanyakan peraturan atau memberikan masukan.
- Orang Tua yang Keras (Otoriter): Mereka menetapkan aturan yang ketat dan tuntutan yang tinggi, tetapi seringkali tidak bersifat hangat, tidak responsif, dan tidak mendukung. Orang tua jenis ini cenderung tidak membiarkan anak-anak menyuarakan pendapat mereka atau mempertanyakan otoritas orang tua.
Ciri-Ciri Strict Parents
Strict Parents memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat membantu Anda mengidentifikasinya:
- Memiliki banyak aturan ketat dan menuntut ketaatan yang mutlak.
- Tidak membiarkan anak-anak mempertanyakan otoritas atau aturan.
- Menggunakan hukuman berat sebagai respons terhadap pelanggaran aturan.
- Bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung terhadap anak-anak.
- Menggunakan kata-kata yang memalukan dan kasar dalam komunikasi.
- Tidak membiarkan anak-anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
- Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak realistis terhadap prestasi anak-anak.
- Menunjukkan sikap "selalu benar" dan enggan mengakui kesalahan.
Dampak Strict Parents Terhadap Anak
Pola asuh Strict Parents, terutama dalam tipe otoriter, dapat memiliki efek negatif pada anak-anak. Beberapa dampak Strict Parents tersebut meliputi:
- Tingkat Kebahagiaan yang Rendah: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah.
- Gejala Depresi: Mereka juga dapat menunjukkan gejala depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan lebih mendukung.
- Resiko Bunuh Diri: Di beberapa negara, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang ketat lebih rentan terhadap upaya atau ide bunuh diri.
- Masalah Perilaku: Pendekatan tegas seringkali menghasilkan anak-anak yang memiliki masalah perilaku, seperti memberontak, mudah marah, impulsif, dan agresif.
- Perilaku Berisiko: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan ketat cenderung terlibat dalam perilaku berisiko seperti melarikan diri.
- Kecenderungan Berbohong: Orang tua yang tegas mengharapkan kepatuhan mutlak dan bisa menciptakan lingkungan di mana anak-anak memilih berbohong atau menyembunyikan kebenaran untuk menghindari hukuman yang berat.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun pendekatan Strict Parents mungkin menghasilkan prestasi akademis yang tinggi dalam beberapa budaya, dampak psikologis pada anak-anak seringkali merugikan.
Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang cermat dalam memilih pendekatan pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan nilai-nilai keluarga. Idealnya, kombinasi dari standar yang wajar dan dukungan yang hangat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan yang sehat dan bahagia bagi anak-anak.