Health

Polusi Udara Diperkirakan Bunuh 6,5 juta jiwa pada 2050

Dimas Novita Sari
Kamis, 17 September 2015 - 12:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Polusi udara diperkirakan akan membunuh lebih dari 6,5 juta jiwa di seluruh dunia pada 2050, dua kali lebih banyak dari jumlah kematian akibat polusi udara pada saat ini.

Dikutip dari DailyMail, Kamis (17/9/2015), sebuah penelitian mengungkapkan secara global, pencemaran udara menyebabkan sekitar 3,3 juta kematian prematur setiap tahunnya, terutama di Asia.

Kematian tersebut disebabkan oleh dua polutan yakni partikel halus yang dikenal sebagai PM2.5s dan gas nitrogen dioksida beracun, yang dihasilkan oleh mobil diesel, truk, dan bus.

Polutan memengaruhi kapasitas dan perkembangan paru-paru seseorang, juga terkait dengan kanker paru-paru hingga penyakit jantung.

Profesor Jos Lelieveld dari Max Planck Institute for Chemistry membuat model untuk melihat hubungan polusi udara global dengan data kependudukan dan statistik kesehatan. Dari model tersebut diperkirakan kontribusi relatif dari sumber yang berbeda, terutama partikel halus yang menyebabkan kematian dini.

Hasil penelitian menunjukkan emisi energi dari hunian, seperti memasak dan pemanasan, yang lazim terjadi di China dan India memiliki dampak terbesar.

Sementara itu, di sebagian besar wilayah Amerika Serikat dan beberapa negara lain, emisi dari lalu lintas dan pembangkit listrik ditemukan sebagai penyebab terbesar. Di Eropa, emisi dari pertanian merupakan penyumbang terbesar partikel halus beracun.

Profesor Michael Jerrett dari California University mengatakan hasil studi tersebut sangat mengejutkan dan harus menjadi wake-up call bagi para pembuat kebijakan.

Dia menuturkan hasil penelitian itu juga memperlihatkan sekitar satu juta jiwa dapat diselamatkan setiap tahunnya dengan mengurangi paparan polusi pada lingkungan.

"Lebih dari 3,54 juta jiwa pertahun bisa diselamatkan dengan mengurangi paparan polusi dalam ruangan, khusunya dari perubahan penggunaan energi di bangunan komersial atau hunian," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro