Bisnis.com, JAKARTA-- Sebuah temuan dalam Jurnal Ilmu Pengetahuan Medis Transnasional mengungkapkan bahwa kafein dapat merusak jam biologis tidur.
Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana asupan kafein pada malam hari dapat menyebabkan tubuh tetap terjaga dan akhirnya bangun kesiangan.
Namun, penelitian ini juga menunjukkan bagaimana kafein dapat mengobati jet lag pada wisatawan yang bepergian dengan pesawat dalam jarak jauh.
"Ini adalah penelitian pertama yang juga menunjukkan kafein adalah zat terbanyak yang digunakan sebagai obat psikoaktif di dunia, dan dapat memengaruhi jam sirkadian tubuh manusia," ujar Profesor Keneth Wright dari University of Colorado, Buelder, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Times of India, Rabu (16/9/2015).
Penelitian ini melibatkan lima relawan yang dipilih secara acak untuk mengkonsumsi lebih banyak kafein, seperti derajat kafein yang terkandung dalam kopi double espresso, tiga jam sebelum tidur.
Relawan terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu mengkonsumsi kafein di bawah cahaya remang, mengonsumsi kafein di bawah cahaya terang, serta relawan yang mengonsumsi kafein dengan placebo.
Para relawan terus melakukan kegiatan ini selama 49 hari di bawah pengawasan tim peneliti. Selama penelitian berlangsung, air liur para relawan selalu diambil untuk menguji kandungan hormon melatonin, yaitu hormon yang bertugas mengatur ritme tidur dan bangun manusia secara alami.
Hasil dari kegiatan konsumsi kafein menunjukkan relawan yang mengonsumsi kafein di bawah cahaya remang mengalami siklus penundaan jam sirkadian tubuh selama 40 menit.
Relawan yang mengonsumsi kafein di bawah lampu terang tiga jam sebelum tidur memiliki siklus penundaan jam sirkadian tubuh selama 85 menit. Sedangkan, relawan yang mengonsumsi kafein sambil duduk di bawah lampu terang, jam sirkadian tubuhnya terganggu selama 105 menit.
Meski begitu, penelitian ini juga dapat memberikan wawasan menarik dan menunjukkan kegunaan kafein untuk mengakali jam sirkadian tubuh saat bepergian jauh dengan pesawat. Setidaknya porsi terbaik yang dapat digunakan para wisatawan saat bepergian jarak jauh dengan pesawat agar tetap terjaga.
"Penunjukan waktu dapat berguna untuk memonitor pemasukan kafein dalam tubuh agar tidak memperparah jet lag," kata Wright.