Penyakit-penyakit retina tergolong penyakit yang diprioritaskan oleh WHO. /Bisnis.com
Health

Awas, Penderita Diabetes Berpotensi Alami Kebutaan

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 4 Oktober 2015 - 08:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penderita diabetes sudah seharusnya menjaga ketat gaya hidup sehat agar penyakitnya tidak semakin serius atau menimbulkan komplikasi. Salah satu jenis komplikasi yang perlu diwaspadai oleh penderita diabetes adalah retinopati diabetic yang bisa berujung pada kebutaan.

Seiring dengan meningkatnya penderita diabetes, kejadian retinopati diabetik juga ikut meningkat. Khusus penderita diabetes saja, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memperkirakan pada 2030, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.

Menurut dokter spesialis mata, konsultan vitreo-retina Gitalisa Andayani Adriono, belum ada data pasti secara nasional terkait jumlah penderita retinopati diabetic. Namun, dari berbagai penelitian di beberapa wilayah, jumlahnya melebihi 20% dari jumlah penderita diabetes.

“Retinopati diabetik ini tergolong kelainan pembuluh darah kecil atau mikrovaskular,” katanya.

Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya penyakit ini antara lain jika sudah lama terkena diabetes, tekanan darah, dan kolesterol. Faktor lainnya adalah obesitas serta merokok.

Tingginya kadar gula darah penderita diabetes menyebabkan pembuluh darah mengalami kerusakan secara perlahan. Pada pembuluh darah dapat timbul mikroaneurisma atau semacam tonjolan yang membuatnya tersumbat atau bocor. Jika terjadi pada retina, maka akan timbul pendarahan hingga lama kelamaan dapat mengakibatkan retina terlepas. Inilah yang dinamakan retinopati diabetik.

Biasanya, pada awal berkembangnya penyakit tersebut pasien tidak akan merasakan apapun. Namun, dapat timbul gangguan penglihatan ketika derajat penyakitnya semakin berat. Retinopati diabetik ini juga berpotensi memicu kebutaan permanen.

Gejala retinopati diabetik yang akan terasa ketika penyakit sudah cukup parah yaitu pandangan mata buram, mata melihat bintik-bintik hitam yang melayang, jika retina lepas akan melihat sesuatu seperti kilat. Pandangan mata penderita juga bisa tertutup sama sekali dalam jangka waktu tertentu.

Dari segi pengobatan, penyakit ini kerap tidak dapat disembuhkan begitu saja dengan satu langkah. Langkah pengobatannya yaitu terapi dengan laser, hingga pemberian obat dengan cara injeksi ke mata, dan pada kondisi tertentu perlu dilakukan operasi. “Jadi perlu modal, high cost untuk obati pasien ini,” katanya.

PENCEGAHAN

Dokter dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Cipto Mangunkusumo-Kirana ini menjelaskan untuk mencegah retinopati diabetik, penderita diabetes harus memeriksakan kondisi matanya, serta senantiasa melakukan kontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. Selain itu, menjaga gaya hidup sehat, olahraga, dan menjaga makanan.

Penyakit-penyakit retina tergolong penyakit yang diprioritaskan oleh WHO. Selain retinopati diabetik, penyakit retina lainnya degenerasi makula serta trauma mata. Dalam penangannya, penyakit retina perlu melibatkan teknologi canggih, termasuk pemeriksaan diagnostik dengan mikroskop dan lensa-lensa khusus.

Retina pada dasarnya merupakan lapisan dalam dari dinding bola mata yang memiliki sel saraf yang dapat menangkap gambar atau cahaya. Retina letaknya berhadapan dengan gel bening yang mengisi bola mata yang disebut vitreus, dan kedua struktur yang berdekatan ini disebut vitreo-retina. Orang dapat melihat dengan normal jika retina berfungsi dengan baik, dan vitreus dalam kondisi bening.

Terkiat penanganan, Gita mengatakan kemampuan dan kapasitas fasilitas kesehatan dan dokter yang memberikan layanan vitreo-retina di Indonesia perlu ditingkatkan. Pasien di daerah umumnya akan dirujuk ke kota-kota besar karena sulitnya diagnosis dan terapi oleh tenaga kesehatan di daerah. Di sisi lain, penyandang gangguan pada retina umumnya perlu pemeriksaan berkala dan tindakan laser atau injeksi secara berulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/10/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro