Bisnis.com, JAKARTA – Tidak semua jenis penyakit perlu ditangani dengan memberi antibiotik, penggunaan antibiotik semata hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi bakteri.
“Perlu disadari bahwa antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, bukan mencegah atau mengatasi penyakit akibat virus. Diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik ini,” kata dr. Harry Parathon Sp.OG (K), Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan, pada acara Pfizer Press Circle (PPC) di kawasan Jl. Wahid Hasyim, Kamis (21/1/2016).
Resistensi bakteri terhadap antibiotik yang dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang kurang tepat sudah menjadi masalah di berbagai rumah sakit di Indonesia dan dunia, karena resistensi antibiotik dapat menyebabkan kematian. “Setiap minum antibiotik, pasti ada kuman yang resisten,” katannya.
Dari data WHO, pada 2013 terdapat sekitar 480.000 kasus baru multidrug-resistent tubercolosis (MDR-TB di dunia. Menurut perkiraan di Indonesia mencapai 135.000 orang meninggal per tahunnya akibat bakteri resisten itu. Angka tersebut merujuk pada angka kematian di Thailand yang ini saat ini mencapai 38.000 orang per tahun.
Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional, katanya, dapat menggurangi penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya, penggunaan antibiotik secara luas yang tidak sesuai indikasi, mengakibatkan meningkatnya resistensi antibiotik secara signifikan.
Resistensi antibiotik dapat menyebabkan kematian, karena antibiotik tidak lagi bisa membunuh bakteri penyebab penyakit.
Penyakit diare atau flu tidak perlu mengkonsumsi antibiotik. Kalau diare, katanya, cukup dengan minum oralit, kalau diberikan antibiotik akan mengakibatkan bakteri baik juga mati.
Sedangkan untuk flu tidak cocok diberikan antibiotik, karena flu disebabkan virus bukan bakteri.
Operasi lainnya yang tidak perlu diberi antibiotik pengankatan tumor (tiroid), operasi caesa, pencabutan gigi, operasi tumor payudara. Sunat atau operasi amandel, cacar air, sakit gondok, batuk filek, demam berdarah, atau luka-luka kecil.