Desain vape atau rokok elektrik yang simple dan mudah dibawa menjadi penarik bagi remaja. Vape juga bisa menambah jumlah perokok pemula dan perempuan dengan usia yang lebih muda./ilustrasi
Health

Mengenal Evali, Penyakit Paru yang Disebabkan Penggunaan Vape

Mutiara Nabila
Rabu, 11 Juni 2025 - 14:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Rokok elektronik atau e-cigarette menjadi ancaman baru bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan usia muda. 

Rokok elektronik sering dianggap menjadi bentuk yang lebih aman dari rokok biasa, dan bahkan dinilai bisa membantu menghentikan penggunaan rokok biasa. 

Nyatanya, rokok elektronik yang disebut lebih aman malah menjadi pintu masuk bagi kalangan usia muda untuk terjerumus ke dalam bahaya rokok. 

Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Direktur RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, mengungkapkan berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey bahwa pengguna rokok elektronik di usia 15 tahun ke atas meningkat 13 kali lipat dari 480.000 pengguna pada 2011, menjadi 6,6 juta pengguna pada 2021. 

Di sisi lain, kenyataannya rokok elektronik tidak lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa. Rokok elektronik juga mengandung bahan-bahan berbahaya yang turut memicu adiksi atau ketagihan, dan menyebabkan ekrusakan pada paru hingga kanker. 

Kandungan dalam rokok elektronik antara lain:

• Nikotin: Penyebab adiksi

• Formalin

• Glycol, gliserol: Penyebab iritasi saluran napas dan paru

• Aldehyde, Formaldehyde: Penyebab peradangan paru dan karsinogen penyebab kanker

• Acrolein, otoluidine, 2- naphthylamine: Karsinogen penyebab kanker

• Logam berat: Penyebab perdangan paru, jantung, kerusakan sel, dan karsinogen

• Particulate Matter (PM): Penyebab peradangan paru, jantung, dan sistemik, serta penyebab kanker. 

Salah satu dampak dari penggunaan rokok elektronik adalah penyakit Evali, sebuah penyakit baru yang hadir karena adanya penggunaan rokok elektronik. 

Apa itu Evali?

Evali merupakan kependekan dari E-cigarette or Vaping use-Associated Lung Injury, atau kerusakan paru terkait dengan penggunaan rokok elektronik dan vaping. 

Evali menyebabkan kondisi peradangan paru-paru serius yang sering kali memerlukan rawat inap bahkan menyebabkan kematian. 

Pada 2019-2020, penyakit ini menjadi penyebab 68 kematian. Penyebabnya disebutkan termasuk zat kimia tertentu dalam produk vape. 

Evali dapat memengaruhi orang yang telah menggunakan produk vape hingga 90 hari sebelum gejala muncul. Penyakit ini juga dapat berkembang tiba-tiba dan berlangsung hanya sebentar (akut) atau berkembang secara bertahap dan stabil dalam jangka waktu yang lebih lama (subakut). 

Evali merupakan penyakit paru yang serius. Sekitar 90% kasus Evali yang dilaporkan memerlukan rawat inap. Hingga awal 2020, Evali bertanggung jawab atas hampir 3.000 rawat inap dan hampir 70 kematian.

Penyakit ini merupakan penyakit yang relatif baru, kasus pertama yang dilaporkan di Amerika Serikat terjadi pada 2019. Akibatnya, penyedia layanan kesehatan dan peneliti medis masih belum yakin mengenai efek jangka panjang atau prospek Evali.

Apa saja gejala Evali?

Gejala Evali meliputi:

• Nyeri dada

• Batuk

• Sesak napas (dispnea)

• Detak jantung cepat (takikardia)

• Nyeri perut

• Mual dan muntah

• Diare

• Demam

• Menggigil

• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

Dalam beberapa kasus, Evali dapat menyebabkan kematian.

Hingga kini, para profesional medis juga tidak sepenuhnya yakin apakah Evali dapat disembuhkan. Namun, seiring dengan bertambahnya informasi yang terkumpul, kerusakan Evali disebut dapat disembuhkan jika Anda berhenti menggunakan vape dan mendapatkan perawatan dari penyedia layanan kesehatan.

Siapa saja yang bisa terkena Evali?

Evali dapat menyerang siapa saja yang menggunakan vape. Namun, Anda mungkin berisiko lebih tinggi apabila berusia di bawah 35 tahun dan menggunakan vape terlalu sering. 

Karena Evali memiliki banyak gejala yang sama dengan infeksi paru-paru, penyedia layanan kesehatan mungkin awalnya akan mengobati Anda dengan antibiotik atau antivirus untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi. 

Pengobatan Anda mungkin juga meliputi penggunaan kortikosteroid untuk membantu mengurangi peradangan, menggunakan inhaler atau nebulizer untuk menghirup kortikosteroid langsung ke paru-paru Anda.

Bisa pula dengan terapi oksigen di mana Anda akan menerima oksigen tambahan melalui tabung plastik fleksibel dengan dua cabang yang masuk ke lubang hidung Anda (kanula hidung). Kanula hidung terhubung ke tabung oksigen.

Selain itu ada pula penggunaan ventilator, mesin yang membantu Anda bernapas sebagian atau seluruhnya.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro