Kamar hotel./Bisnis.com-Choirul Anam
Travel

Oversupply Kamar, Persaingan Perhotelan di Bali Tak Sehat

Feri Kristianto
Senin, 29 Februari 2016 - 16:35
Bagikan

Bisnis.com, DENPASAR--Pasokan kamar akomodasi wisata Bali dinilai sudah over supply. Jumlahnya yang tidak seimbang dengan tingkat kedatangan wisatawan ke Pulau Dewata menyebabkan persaingan tidak sehat di kalangan pelaku usaha perhotelan.

Sekretaris PHRI Bali Perry Markus mengungkapkan berdasarkan hasil survei tahun lalu, pasokan kamar akomodasi wisata tembus 130.000 kamar dan sebanyak 98.000 kamar terdapat di Kabupaten Badung. Jumlah tersebut didapatkan dari mengumpulkan data pemerintah daerah, dan survei ke situs travel daring‎.

Perhitungan PHRI Bali, dengan jumlah kamar sebanyak itu, maka dibutuhkan sekitar 92,5 juta wisatawan setiap tahun untuk mendapatkan okupansi 100%. Disparda mencatat, pada tahun lalu jumlah wisman dan wisdom hanya 11,15 juta orang sehingga masih dibutuhkan sangat banyak wisatawan ke Bali.

"Dengan jumlah kamar sebanyak itu, untuk memenuhi okupansi minimal 50% saja, hitungan kami kalau setiap kamar terisi 1 orang per hari, selama setahun masih  dibutuhkan sekitar 46,28 juta orang wisatawan," ujarnya seusai diskusi MEA‎ di Denpasar, Senin (29/2/2016).

Akibat over supply itu, okupansi hotel di Bali hanya di kisaran 30%-40%, dan setiap tahun menurun. Kalaupun ada akomodasi wisata yang mendapatkan okupansi lebih tinggi, diperkirakan terjadi hukum pasar di mana pelaku lain hanya memperoleh okupansi di bawah 10%.

Kondisi inilah yang diperkirakan menyebabkan persaingan tidak sehat dalam penjualan kamar hotel dan menurunkan kualitas wisatawan.‎ Untuk menghadapi kondisi ini, pemerintah diharapkan turun tangan dengan memperbaiki sejumlah infastruktur seperti jalan raya dan bandara.

Dengan kondisi seperti ini, solusi meningkatkan jumlah kunjungan wisman saja tidak cukup tanpa dibarengi peningkatan infrastruktur. Sekarang saja, kenyamanan wisatawan terganggu terutama ketika‎ memasuki peak seasson, di mana lalu lintas padat dan macet di sekitar kawasan wisata.‎

"Kompleksitas itu harus dibicarakan lebih diperhatikan lagi. Tidak hanya mencari sebanyak-banyaknya wisatawan tetapi bagaimana wisatawan yang datang berkualitas. Ini perlu dipertimbangkan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro