Bisnis.com, MEDAN - Apakah anak Anda memiliki alergi protein susu sapi? Anak-anak dengan faktor risiko alergi memerlukan penanganan sejak dini untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Divisi Alergi Imunologi Departermen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM Zakiudin Munasir mengungkapkan tidak semua anak bayi yang baru lahir bisa memperoleh air susu ibu (ASI). Ada kendala-kendala yang menyebabkan anak tidak memperoleh ASI seperti hormon ibu yang tidak normal, kondisi puting dan produksi yang sangat sedikit.
Sehingga orang tua mengganti ASI dengan susu sapi. Namun, tidak semua anak mampu menerima protein dari susu sapi. Dia mengatakan alergi terhadap susu sapi itu penting diketahui oleh orang tua. Zakiudin mengungkapkan bila anak mengalami alergi susu sapi maka anak harus diberikan hidrolisis susu sapi. Dia mengungkapkan susu formula dengan hidrolisis dirancang khusus untuk bayi-bayi yang alergi terhadap alergi susu sapi.
"Bayi yang memiliki alergi susu sapi, dominan memiliki orang tua yang bakat alergi," ungapnya, Senin (14/3/2016).
Apabila orang tua memiliki alergi terhadap debu, makanan dan bulu binatang, maka anak berpotensi memiliki risiko alergi. Menurutnya, alergi tersebut akan bersifat genetik sehingga diwariskan ke anak yang dilahirkan. Bila bapak dan ibu sama-sama memiliki alergi maka anak berpotensi memiliki alergi 60%--80%.
Namun anak dengan salah satu orang tua memiliki riwayat alergi berisiko mengalami alergi sebesar 20%--30%. Dia mengungkapkan penanganan alergi perlu dideteksi dan pemberian nutrisi yang tepat sehingga tumbuh anak tidak terhambat.
Bila seorang ibu memiliki bayi yang alergi protein susu sapi, maka ibu juga harus berpantang dengan protein susu sapi dan produknya. Namun, katanya, hal itu perlu ditangani dengan susu formula terhidrolisis ekstensif, formula asam amino dan formula kedelai.
Zakiudin mengatakan susu formula telah melalui proses pemecahan protein, sehingga aman untuk dikonsumsi anak yang alergi protein susu sapi.