Bisnis.com, JAKARTA - Percaya atau tidak, hipertensi masih menjadi salah satu silent killer dalam masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Data World Health Organization menunjukkan pada 2013 tejadi sebanyak 9,4 juta kasus kematian akibat komplikasi hipertensi di seluruh dunia.
Adapun di Indonesia, prevalensi hipertensi pada 2013 mencapai 25,8% dari total jumlah penduduk dewasa usia di atas 18 tahun.
Dokter spesialis jantung Rossana Barack. Mengatakan hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis.
Hal yang paling berbahaya dari gejala ini adalah bisa mengganggu fungsi organ vital lainnya seperti jantung dan ginjal. Hipertensi juga diketahui salah satu faktor risiko yang mempengaruhi penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
“Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala dan hanya bisa diketahui jika dilakukan pengecekan tekanan darah,” paparnya, Kamis (23/6/2016).
Rossana menuturkan cara terbaik untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan melakukan pengecekan darah secara mandiri dan berkala.
Jika hipertensi bisa dideteksi sejak dini, kemungkinan terserang aneka penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal bisa diminimalisir.
Di sisi lain, deteksi dini juga bisa menurunkan biaya pengobatan.
Rossana menambahkan pengendalian faktor risiko hipertensi bisa dilakukan dengan perbaikan gaya hidup.
Hal ini bisa dimulai dengan penurunan berat badan, mengurangi asupan garam, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur, menghindari rokok dan alkohol, serta yang tak kalah pentingnya mengontrol pikiran agar tidak mudah stres.
