Bisnis.com, JAKARTA - Musim pernikahan segera tiba. Hal itu terindikasi dari maraknya berbagai pameran wedding di Jakarta. Setidaknya dalam tiga pekan terakhir, telah diadakan dua pergelaran festival perkawinan berskala besar di Ibukota.
Pameran pertama addalah Jakarta Wedding Festival (JWF) 2016 yang dihelat dua pekan lalu di Jakarta Convention Center (JCC), sedangkan yang kedua adalah InterContinental Jakarta MidPlaza Wedding Fair yang diselenggarakan akhir pekan lalu.
Rutin diadakan selama 13 tahun, JWF dikenal sebagai pameran pernikahan terbesar di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, event dari Weddingku dan Radyatama itu merangkul lebih dari 500 vendor mewah dari beragam pelaku industri wedding di Jakarta dan Bali.
Chief Marketing Officer Weddingku, Tono Rahardja, mengungkapkan di pameran megah itu dipamerkan lebih dari 4.000 pasang cincin pengantin premium dari berbagai vendor papan atas.
Lineup desainer busana pengantin yang digandeng pun tak kalah ‘wow’; mulai dari Sebastian Gunawan, Hian Tjen, Andreas Odang, Phangsanny, Ferry Sunarto, Maria Ruth Fernanda, Rusly Tjohnardi, Anne Avantie, hingga Tex Saverio.
JWF juga merangkul tren kekinian di dunia fotografi pernikahan dengan mengundang Rio Motret, juru foto yang sedang sangat naik daun langganan para selebritas. Dia menggelar pameran foto yang dipadukan dengan seni instalasi bertema oriental.
Untuk menunjukkan kelas dari pameran tersebut, Tono mengumbar hadiah bernilai tinggi untuk para tamunya. Misalnya, memenangkan sesi foto prewedding gratis di Bali oleh Cappio Photography, lengkap dengan akomodasi di Hotel Movenpick dan tiket pesawat pulang-pergi.
“Tidak hanya itu, lebih dari 1.000 hadiah langsung dibagikan kepada calon pengantin yang bertransaksi di JWF. Kami juga mengundi pasangan yang beruntung untuk berbulan madu di resor Club Med di Maladewa, gratis dengan pajak ditanggung penyelenggara,” imbuhnya.
Tak mau kalah dengan JWF, InterContinental Jakarta MidPlaza pun menggelar pameran pernikahan dengan menggandeng Bridestory dan Tonny & Lifetime Wedding Organizer. Acara itu menampilkan koleksi dari 30 vendor pernikahan profesional elit.
“Beberapa kategori pernikahan lainnya juga dihadirkan; mulai dari dekorasi, fesyen, fotografi, hiburan, hingga layanan pernikahan lainnya,” ungkap General Manager InterContinental Jakarta MidPlaza Hendrik Eising.
Hendrik memaparkan pameran elit tersebut mengusung tema rustic dan memamerkan Grand Ballrom sangat mewah berkapasitas 1.500 orang, dengan fitur Glass House untuk kenyamanan acara pernikahan indoordan outdoor.
Dari segi desainer, nama besar yang dilibatkan a.l. Soko Wiyanto, Wong Hang, Barli Asmara, dan masih banyak lagi. Yang jelas, perancang-perancang tersebut terkenal dengan banderol yang cukup menguras budget.
“Kami juga memiliki tim profesional yang akan secara rinci membantu dan memberikan masukan sesuai dengan keinginan dari para calon pengantin agar menjadi pernikahan yang penuh dengan kenangan berharga,” kata Hendrik.
Kedua pameran pernikahan papan atas tersebut hanya sebagian kecil dari beragam acara serupa yang digeber di berbagai kota besar Indonesia beberapa pekan terakhir. Dari susunan acara dan lineup vendornya saja, sudah terlihat jelas siapa segmen yang dibidik.
REFLEKSI PASAR
Kian maraknya bursa pameran pernikahan elit di berbagai kota besar di Indonesia sejatinya adalah refleksi semakin tingginya minat pasar untuk menggelar resepsi perkawinan prestisius berbudget fantastis.
Bisa jadi, hal tersebut juga merupakan indikator semakin banyaknya kalangan yang naik kelas ke jajaran menengah-atas. Apapun alasannya, kita tidak dapat memungkiri bahwa bisnis pernikahan telah menjadi salah satu ranting industri kreatif yang sangat prospektif.
Dalam survei pasar 2016 yang dilakukan wedding marketplaceterbesar di Asia Tenggara, Bridestory, terungkap bahwa bisnis berbasis pernikahan di Indonesia terus meroket setiap tahunnya dengan perputaran kapital lebih dari US$7 miliar per tahun.
Setiap tahunnya, di negara ini terdapat lebih dari dua juta pasangan yang mengikat janji pernikahan. Di Jabodetabek saja tercatat kurang lebih sekitar 6.000 pasangan menikah setiap tahunnya.
Sejalan dengan itu, menggelar pameran pernikahan elit menjadi lahan cuan segar bagi para event organizer. Pameran Bidakara Wedding Expo, misalnya, bisa membukukan rata-rata transaksi lebih dari Rp18 miliar pada setiap perhelatannya.
Tingginya permintaan untuk resepsi pernikahan turut melejitkan harga pasaran vendor-vendor pernikahan mulai dari busana pengantin, tata rias dan rambut, venue, katering, suvenir, fotografi, wedding organizer, pembawa acara/MC, dekorasi, dan sebagainya.
Untuk mengundang tamu di bawah 50 orang saja, biaya termurah yang harus dibayar adalah Rp35 juta. Padahal, banyak pasangan menikah di Indonesia yang mengundang lebih dari 1.000 tamu, yang mana biaya minimal yang harus dipersiapkan adalah Rp750 juta.
CEO dan co-founder Bridestory Kevin Mintaraga mengungkapkan bahwa 4 dari 10 pernikahan di Indonesia masih ditanggung oleh orangtua mempelai. Itu adalah sinyal bahwa resepsi pernikahan masih dipandang sebagai ajang gengsi status sosial sebuah keluarga.
“Sejumlah 37,5% pasangan yang menikah merealisasikan resepsi yang meleset atau membengkak dari anggaran awal yang ditetapkan. Namun, 55,6% sudah merealisasikan sesuai anggaran. Hanya 6,9% saja yang bisa menghemat atau kurang dari pagu,” jelasnya.
Industri pernikahan di Indonesia masih didominasi oleh vendor-vendor berbasis pernikahan tradisional. Adat Jawa menempati posisi teratas sebagai gaya pernikahan terfavorit di Tanah Air. Oleh karena itu, bisnis vendor pengantin tradisional masih sangat prospektif.
Country Director Bridestory Andhira Rachmawati mengatakan Indonesia sangat kaya adat istiadat dan budaya, termasuk dalam tradisi pernikahan. Itulah yang mendorong wedding marketplace tersebut meluncurkan fitur khusus pernikahan tradisional untuk pasar Indonesia.
“Kami harap fitur ini akan memberikan kemudahan bagi para calon pengantin dalam menerapkan konsep pernikahan tradisional, sehingga dapat turut melestarikan adat dan budaya Indonesia,” jelasnya di Jakarta, belum lama ini.
Bagaimanapun, harus diakui sumbangsih dan perputaran uang dari bisnis pernikahan di Indonesia juga memberikan multiplier effect cukup signifikan bagi industri kreatif. Ratusan vendor baru bermunculan setiap tahun. Itu berarti lapangan pekerjaan pun semakin terbuka.
Tren Pernikahan di Indonesia*:
Lama persiapan pernikahan:
-------------------------------------------------
Jangka waktu: Presentase (%):
-------------------------------------------------
<3 bulan 6,3
3-6 bulan 25,5
7-9 bulan 18,9
10-12 bulan 27,8
>12 bulan 21,5
-------------------------------------------------
Harga pasar untuk pernikahan standar:
----------------------------------------------------------------------------------
Jumlah undangan (orang): Budget yang dibutuhkan (juta Rp):
----------------------------------------------------------------------------------
<50 orang 30-40
50-100 40-75
100-200 75-150
200-350 150-275
350-500 275-400
500-1.000 400-750
>1.000 >750
----------------------------------------------------------------------------------
Pihak dominan dalam perencanaan pernikahan:
---------------------------------------------------------------
Pihak: Presentase (%):
---------------------------------------------------------------
Orang tua mempelai pria 2,9
Mempelai pria 5,1
Mempelai pria & wanita 70,6
Mempelai wanita 12,8
Orang tua mempelai wanita 6,3
Pihak lain 2,3
---------------------------------------------------------------
Pihak yang membayar/mendanai pernikahan:
---------------------------------------------------------------
Pihak: Presentase (%):
---------------------------------------------------------------
Mempelai pria & wanita 52,6
Orang tua mempelai wanita 22,2
Orang tua mempelai pria 18,2
Anggota keluarga lain 2,2
Pihak lain 4,8
---------------------------------------------------------------
Teknik mencari vendor pernikahan:
---------------------------------------------------------
Cara: Presentase (%):
---------------------------------------------------------
Referensi teman/keluarga 23,4
Bridestory 17,4
Media sosial 15,5
Pencarian di internet 13,2
Pameran pernikahan 13,1
Referensi dari vendor lain 9,3
Blog pernikahan 5,5
Iklan online 1,3
Iklan offline 0,3
---------------------------------------------------------
Pertimbangan dalam pemilihan vendor:
----------------------------------------
Faktor: Presentase (%):
----------------------------------------
Harga 39,9
Personality 21,1
Portfolio 19,5
Pengalaman 14,4
Rekomendasi 5,1
----------------------------------------
Penggunaan jasa foto prewedding:
---------------------------------------------
84,2% YA
15,8% TIDAK
---------------------------------------------
Lokasi foto prewedding:
---------------------------------------------------------
Lokasi: Presentase (%):
---------------------------------------------------------
Areal outdoor dalam kota 43,3
Luar kota 22,5
Studio 15,3
Areal indoor dalam kota 11,4
Luar negeri 7,5
---------------------------------------------------------
Busana untuk foto prewedding:
---------------------------------------------------------
Jenis: Presentase (%):
---------------------------------------------------------
Gaun pengantin & jas formal 20,7
Busana tradisional 6,5
Gaun dan tuksedo 32,4
Busana santai 35,2
Lainnya 5,2
---------------------------------------------------------
Anggaran untuk foto prewedding:
-------------------------------------------------
Nilai (juta Rp): Presentase (%):
-------------------------------------------------
7-10 51,6
10-25 20,3
25-50 5,8
50-75 1,6
75-100 0,9
>100 0,8
Tidak sama sekali 19,0
-------------------------------------------------
Penggunaan wedding organizer:
------------------------------------------------------------------
38,3% YA (khusus untuk resepsi)
33,5% TIDAK
28,2% YA (mulai persiapan hingga resepsi)
------------------------------------------------------------------
Gaya resepsi yang diminati:
----------------------------------------------------
25,4% Pesta/gala dinner (duduk)
74,6% Standing party
----------------------------------------------------
Venue resepsi yang diminati:
------------------------------------------------
Lokasi: Presentase (%):
------------------------------------------------
Gedung serba guna 37,1
Ballroom hotel 21,2
Areal outdoor hotel 15,9
Restoran/kafe 9,3
Villa 3,3
Lainnya 13,2
------------------------------------------------
Tema resepsi:
----------------------------------------
Tema: Presentase (%):
----------------------------------------
Modern 34,5
Kebun 19,9
Vintage 13,8
Klasik Eropa 7,3
Rustic 7,2
Lainnya 17,3
----------------------------------------
Suvenir pernikahan favorit:
------------------------------------------------
Jenis: Presentase (%):
------------------------------------------------
Stationery 34,3
Peralatan makan 31,1
Essence/parfum 10,4
Makanan kecil 4,8
Lainnya 19,4
------------------------------------------------
Ketepatan realisasi anggaran pernikahan:
----------------------------------------------------------------------
55,6% TEPAT, SESUAI BUDGET
37,5% MELESET, MELEBIHI BUDGET
6,9% MELESET, KURANG DARI BUDGET
----------------------------------------------------------------------
Jumlah bridesmaids/pagar ayu:
------------------------------------------------
Jumlah (orang): Presentase (%):
------------------------------------------------
1-3 38,3
4-6 27,0
7-9 8,8
10-12 7,5
>12 6,7
Tidak sama sekali 11,7
------------------------------------------------
Gaya busana pengantin yang diminati:
----------------------------------------
Gaya: Presentase (%):
----------------------------------------
Ball gown 42,1
A-line 22,2
Mermaid 14,5
Sheath 7,2
Empire 5,4
Lainnya 8,6
----------------------------------------
Mendapatkan busana/kebaya pengantin:
---------------------------------------------------------
Cara: Presentase (%):
---------------------------------------------------------
Sewa 52,6
Beli siap pakai 6,2
Custom-made desainer 41,2
---------------------------------------------------------
Mendapatkan sepatu pengantin:
---------------------------------------------------------
Cara: Presentase (%):
---------------------------------------------------------
Beli siap pakai 56,1
Custom-made perancang 23,3
Sewa 20,6
---------------------------------------------------------
Anggaran untuk riasan rambut dan wajah pengantin:
------------------------------------------------
Nilai (juta Rp): Presentase (%):
------------------------------------------------
<5 36,5
5-10 37,6
10-15 17,1
>15 8,8
------------------------------------------------
Warna busana/kebaya pengantin yang diminati (Top 5):
1. Putih
2. Merah
3. Hitam
4. Merah muda
5. Emas
Warna tuksedo/jas pengantin yang diminati (Top 5):
1. Hitam
2. Perak
3. Warna lain
4. Putih
5. Abu-abu
Warna busana bridesmaids yang diminati (Top 5):
1. Merah muda
2. Putih
3. Hijau
4. Biru muda
5. Peach
Warna busana/seragam keluarga mempelai yang diminati (Top 5):
1. Merah
2. Merah muda
3. Emas
4. Biru tua
5. Fuchsia
Sumber: Bridestory, Indonesian Wedding Trend Report, 2016
*) Keterangan: Berdasarkan survei komprehensif terhadap 4.000 responden (90,8% wanita dan 9,2% pria), dengan rentang usia 18-24 tahun (35,1%), 25-34 (60-6%), 35-44 (3,4%), 45-54 (0,6%), dan >55 (0,3%).