Salah satu penampilan Metalica dalam konser/Reuters
Musik

Cerita Arie Dagienkz Soal Hobi Berburu Konser di Luar Negeri

Wike Dita Herlinda
Selasa, 13 Desember 2016 - 06:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Seorang pecinta musik sejati pasti akan melakukan apa saja untuk menonton musisi idolanya membawakan lagu secara live. Itulah mengapa, keberadaan konser menjadi begitu penting bagi para penggemar.

Selain untuk mendekatkan fans dengan musisi idola, konser juga menjadi tolok ukur kualitas riil (di luar studio) seorang pemusik atau sebuah band. Bahkan, konser menjadi ajang adu gengsi para musisi kelas dunia untuk menunjukkan eksistensi dan kesuksesan mereka.

Sayangnya, tidak semua musisi internasional selalu mencantumkan Indonesia ke dalam jadwal tur konser mereka. Jumlah musisi kelas dunia yang singgah untuk konser di Tanah Air masih belum banyak jika dibandingkan negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.

Hal itu memicu para pecinta musik Indonesia untuk berburu konser artis-artis favorit mereka hingga ke luar negeri. Bahkan, berburu konser ke luar negeri telah menjadi hobi staplesegelintir kalangan di Tanah Air; termasuk kalangan selebritas.

Salah satu selebritas yang hobi berburu konser hingga ke negeri orang adalah Arie Dagienkz. Artis, presenter, dan penyiar radio bernama asli Arie Apriludy itu sudah berkali-kali menonton konser di luar negeri, khususnya yang digelar oleh band favoritnya; Metallica.

Lantas, sejak kapan Arie menjalani hobi berburu konser di luar negeri itu? Ke mana saja dia pernah menonton konser? Apa manfaat hobi nonton konser di luar negeri? Bagaimana pula dia memandang tren hobi berburu konser di kalangan millennials saat ini?

Berikut penuturannya:

Kapan pertama kali menonton konser di luar negeri? Konser apa yang ditonton?

Kalau tidak salah ingat, pertama kali saya nonton konser di luar negeri itu sekitar 1996; saat saya masih sekolah di Australia. Waktu itu saya nonton konsernya Red Hot Chili Peppers.

Sampai saat ini sudah berapa kali menonton konser di luar negeri?

Saya enggak menghitung sih. Namun, dalam dua tahun terakhir saja saya sudah nonton konser di luar negeri sekitar 4 atau 5 kali. Sebenarnya saya lebih mengejar nonton di acara-acara festival yang lineup musisinya banyak dan bagus.

Di Singapura saya pernah, nonton Metallica, Muse, Beach Boys, Rolling Stones, dan sebagainya. Di Australia pernah, di Filipina pernah, di Belanda pernah. Waktu itu saya datang ke Pinkpop Festival di Landgraaf; nonton Foo Fighters, Pearl Jam, Rob Zombie, Limp Bizkit, Arctic Monkeys, Ed Sheeran, dan sebagainya.

Pinkpop itu acara festival yang seru sekali. Kita bisa sambil camping. Pertama kali saya ke sana bareng sama istri, tapi yang kedua kali—karena sudah pernah dan hafal medannya—saya ke sana sambil camping sendiri.

Dalam berburu konser, kriteria apa yang menjadi pertimbangan?

Pertimbangan budget itu sudah pasti, tapi yang paling utama tentu saja pertimbangan artisnya. Selain itu, saya juga mempertimbangkan jarak.

Untuk konser di negara yang jauh, saya lebih memilih ke acara festival karena lebih murah. Pinkpop Festival, misalnya, harga tiketnya Rp4 juta tapi untuk terusan selama 3 hari. Dengan harga segitu, saya bisa nonton banyak artis bagus. Ya, meskipun jaraknya jauh; di Belanda.

Mengapa sampai bela-belain berburu konser di luar negeri?

Sebab tidak semua band favorit saya menggelar konser di Jakarta. Atau, mereka memang tidak punya jadwal singgah ke Indonesia dalam waktu dekat saat tur promosi keliling Asia.

Selain itu, kalau memang bandnya benar-benar saya suka, saya akan kejar kemanapun. Untuk menonton band favorit saya Pearl Jam, misalnya, sayabela-belain kejar sampai ke festival di Eropa.

Apa manfaatnya hobi nonton konser di luar negeri?

Saya pribadi memang sangat menyukai atmosfer live concert. Sebab, dari sebuah konser, ada pengalaman dan cerita yang tidak bisa dinilai dengan uang. Selalu ada hal menarik yang bisa kita alami.

Contohnya, dua tahun lalu saya pergi sendirian ke Belanda untuk ke Pinkpop Festival. Karena sudah pernah ke sana, saya sampai hafal camp site-nya, di mana harus memilih lapak untuk berkemah agar tidak terlalu dekat dengan tenda party, dan seterusnya.

Dari datang ke acara-acara festival semacam itu di luar negeri, saya juga mendapat banyak kenalan baru yang sampai saat ini masih tetap berhubungan baik. Itulah salah satu hal menyenangkan dari hobi ini.

Pernah ada pengalaman menarik terkait nonton konser di luar negeri?

Saat nonton konser di negara yang jauh, biasanya ada kejadian unik yang saya alami. Sebab, saya tidak sekadar nonton konser lalu pulang. Saat ke Pinkpop untuk pertama kalinya dengan istri, ada kejadian menarik yang tidak saya lupakan.

Saya menginap di sebuah hotel bekas gereja tua di kota perbatasan antara Jerman dan Belanda. Seusai konser, kami pulang ke hotel dengan naik kereta. Namun, ternyata kami salah ambil jurusan.

Di tengah jalan, kami bertemu dengan seorang ibu dan berkenalan. Waktu itu pukul 2 pagi. Tahu kami sedang tersesat, ibu itu langsug mengantarkan kami pulang naik mobilnya. Kalau di Indonesia rasanya kecil kemungkinan mendapatkan pengalaman semacam ini.

Pernah juga saat lagi di konser, ada seorang pria terus-terusan menatap saya. Ternyata dia orang Suriname yang fasih berbahasa Jawa, karena neneknya orang Solo. Akhirnya bertambah deh kenalan baru.

Berdasarkan pengalaman nonton konser di luar negeri, bagaimana Anda membandingkannya dengan konser di Indonesia? Apa yang bisa dicontoh?

Sebenarnya lebih enak nonton di Indonesia, karena kita bisa berangkat bareng teman-teman. Sayangnya, penonton di Jakarta ini kebanyakan masih manja dan kurang bisa menikmati ambience dari sebuah konser live.

Hal sepele, seperti mencari tempat parkir saja, mereka maunya yang sedekat mungkin dari venue. Padahal, kalau di Eropa, tempat parkir itu susah dan jauh. Namun, mereka tidak masalah dengan hal-hal semacam itu.

Selain itu, konser-konser di luar negeri lebih unggul dalam hal fasilitas. Kamar mandinya bersih, tempat makannya enak, tempat charge ponsel ada di mana-mana. Sebaliknya, kalau di [Indonesia], hal-hal semacam itu kurang diperhatikan penyelenggara konser.

Beberapa penyelenggara lokal memang sudah mulai memikirkan masalah fasilitas, tapi masalah informasi masih kurang. Penyelenggara tidak memikirkan penonton yang dari luar kota/negeri bisa menginap di mana, seberapa jauh jaraknya, dan sebagainya.   

Hal lain yang berbeda jauh adalah suasana konser di luar negeri yang lebih ramah pengunjung. Di sini, kebanyakan konser disponsori oleh rokok. Itu adalah indikasi bahwa di dalam arena konser banyak hal-hal yang tidak pantas untuk anak-anak.

Nah, kalau di luar negeri, acara konser sebisa mungkin ramah keluarga. Banyak orang yang nonton band-band rock, tapi sambil bawa bayinya distroller. Lalu, sarana bagi penyandang cacat dan fasilitas kesehatan juga mudah didapatkan. Jadi suasananya lebih fun.

Hal-hal seperti itulah yang masih belum dipikirkan terlalu jauh oleh penyelenggara konser di Tanah Air.  

Apa tantangan yang dihadapi untuk hobi nonton konser di luar negeri?

Tantangannya ya harus mau nabung. Selain itu, harus berani. Orang Indonesia itu mau ke mal saja harustunggu-tungguan sama teman-temannya. Siapa yang mau ikut, siapa yang enggak. Gimana mau ke luar negeri?

Sekali-sekali, cobalah lebih berani dan rasakan sensasi nonton konser sendiri di luar negeri. Tentunya, pilihlah negara-negara yang aman dan festival yang sedang hype dengan lineup yang bagus.

You will never imagine what you gonna get! Anda tidak akan pernah tahu nanti akan kenalan dengan siapa, ketemu siapa, melihat apa, dan mengalami apa di sana.

Berapa rata-rata budget yang dipersiapkan untuk sekali perjalanan nonton konser di luar negeri?

Tergantung di negara mana. Kalau di negara-negara yang dekat, seperti Singapura, tentunya lebih murah.

Saya beri contoh; pada Februari 2017 akan ada konser Guns N Roses [GNR] di Singapura. Nah, saya sengaja beli tiket yang berangkat hari H pada 25 Februari. Saya berangkat siang dari Jakarta, sampai sana sore. Malam nonton konser. Sesudahnya langsung pulang.

Sebab, untuk apa berlama-lama di Singapura. Toh, begitu-begitu saja. Kalau pintar menghitung budget, kita justru bisa menekan biaya semurah mungkin. Untuk konser GNR di Singapura budgetnya hanya Rp3 juta pulang-pergi. Kalau nonton di sini malah bisa Rp5 juta.

Apa ada konser impian yang belum kesampaian atau ingin ditonton di luar negeri?

Rasanya semua band favorit saya sudah pernah nonton. Rolling Stones sudah, Metallica sudah, Pearl Jam sudah, Beach Boys juga sudah. Kebanyakan sudah saya tonton sih. Waktu nonton Pearl Jam, rasanya kelarsudah; seperti tidak ada lagi yang ingin saya tonton.

Kalaupun ada yang ingin saya tonton lagi paling-paling Foo Fighters, karena aksi panggungnya benar-benar edan. Lainnya mungkin nonton Katy Perry atau Taylor Swift saja, karena kalau nonton band-band rock terus, lama-lama pegal juga.

Saat ini berburu konser di luar negeri sudah semakin jadi tren. Bahkan, semakin banyak agen wisata yang menawarkan paket perjalanan konser. Menurut Anda, apa pemicunya? Bagaimana Anda melihat tren tersebut?

Mungkin karena anak muda zaman sekarang [millennials] lebih pintar cari uang. Mereka bukan lagi mikir kerja untuk orang lain, tapi lebih berwirausaha sendiri. Mereka bisa mendayagunakan kemampuan mereka.

Misalnya, lewat blogging saja, mereka bisa apply ke promotor dan berangkat nonton konser ke luar negeri.Somehow, mereka bisa menyiasati cara untuk pergi ke luar negeri dan nonton konser.

Kebanyakan anak muda pergi ke Jepang atau Australia untuk nonton konser. Namun, yang paling banyak minimal ke negara-negara Asean, seperti Singapura, Malaysia, atau Filipina. Sebab, harga tiket sekarang semakin murah, apalagi kalau dipesan jauh-jauh hari.

Selain masalah infrastruktur, sebenarnya apa kendala di Indonesia yang menyebabkan banyak artis kelas dunia enggan menggelar konser di sini?

Sebab banyak promotor yang ‘menggoreng’ bisnis penyelenggaraan konser. Sebenarnya, orang-orang Indonesia sendiri yang membuat harga tiket artis luar negeri menjadi sangat mahal.

Misalnya, artis A menawarkan ke promotor A di Indonesia. Ternyata, agen dari artis itu juga menawarkan ke promotor B yang harganya lebih mahal. Setelah menang deal, dari promotor B ditawarkan lagi ke promotor lain dengan harga lebih mahal.

Terus saja begitu. Jadi, semacam makelar konser. Nah, akibatnya seolah-olah harga mendatangkan artis tersebut jadi sangat mahal. Akhirnya, tiketnya semakin tidak terbeli. Sehingga, banyak promotor yang pikir-pikir lagi kalau mau mendatangkan artis asing. Takut rugi.

Apa tip bagi orang/pemula yang baru pertama kali berburu konser di luar negeri?

Yang terpenting, pantengin terus situs resmi band atau musisi favorit Anda. Perhatikan terus beritanya. Kalau mereka mengumumkan akan tur di Asia, cepat-cepat cari tanggal danbrowsing tiketnya.

Begitu keluar tanggal dan jadwal turnya, pasti akan langsung terbayang di mana konser yang dituju. Setelah itu, cepat-cepat cari tiket pesawat karena harganya fluktuatif. Amankan tiket pesawatnya dulu, baru beli tiket konsernya. Itu yang terpenting.

Tips lainnya; harus nabung dan harus berani! Tidak perlu menunggu orang lain untuk berangkat nonton konser ke luar negeri. Jangan takut untuk berangkat sendiri dan mencari pengalaman sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro