Bisnis.com, JAKARTA - Film Lion, kisah hidup Saroo Brierley, warga Australia yang diadopsi dari India yang menggunakan Google Earth untuk menemukan kembali ibu kandungnya, akan menjadi bintang Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI).
Festival tersebut diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia di Senayan City XXI, Jakarta, sepanjang 26 sampai 29 Januari.
Festival ini merayakan bakat dan keahlian industri film Indonesia dan Australia dan akan dibuka oleh Brierley, yang bukunya A Long Way Home sudah diadaptasi untuk Lion. Festival akan berlanjut dengan pemutaran film di Makassar pada 28-29 Januari dan di Surabaya pada 4-5 Februari 2017.
Festival ini akan menampilkan film-film peraih penghargaan, yakni Girl Asleep, Looking for Grace, Spear, Satellite Boy dan The Ravens.
Sutradara yang diakui di panggung internasional dan alumni Australia Kamila Andini, Mouly Surya dan Riri Riza akan menghadirkan film-film mereka Following Diana, What They Don’t Talk About When They Talk About Love dan Sokola Rimba.
Festival tahun ini juga akan memamerkan karya sineas-sineas muda dalam Kompetisi Film Pendek FSAI yang pertama. Dari hampir 300 film pendek yang masuk, enam finalis telah dipilih untuk berkompetisi memenangkan kesempatan hadir di Melbourne International Film Festival pada Agustus tahun ini.
Panel juri dalam kompetisi ini adalah Kamila Andini, sutradara peraih penghargaan Jennifer Perrott,dan programer Melbourne International Film Festival Thomas Caldwell.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan festival ini merupakan perayaan suburnya industri film di kedua negara, Australia dan Indonesia.
“Warga Australia dan Indonesia sama-sama mencintai film sebagai cara untuk mengekspresikan harapan, impian dan tantangan dan kedua negara memiliki industri yang dinamis dan kekayaan bakat kreatif,” kata Duta Besar Grigson dalam siaran pers, Selasa (17/1/2017).
Festival Sinema Australia Indonesia 2017 didukung oleh QANTAS, Screenwest dan Prima Sinema Multimedia.