Ilustrasi/Wikihow
Relationship

Agar "Kapan Menikah" Tak Bikin Kuping Jomblo "Berasap"

Newswire
Kamis, 9 Februari 2017 - 11:40
Bagikan

Kontrol Sosial

Relevansi kontrol sosial

Psikolog sosial Juneman Abraham mengemukakan, kontrol sosial yang mendesak orang untuk menikah sebenarnya sudah tidak relevan lagi dalam konteks angka kelahiran di Indonesia yang tinggi.

"Dalam hal ini, masyarakat atau sosial sebenarnya sudah kehilangan satu argumen yang penting untuk menghadirkan tekanan sosial untuk menikah," kata dia.

Hak menentukan diri sendiri

Lalu, jangan lupa bahwa seseorang punya hak untuk menentukan diri sendiri. Meski seorang individu tidak bisa lepas dari masyarakat, tapi individu dan masyarakat semestinya saling menghargai dan posisi keduanya harus seimbang.

Ini berarti masyarakat atau sosial tidak berhak mendikte anggota-anggotanya untuk melakukan ini dan itu, termasuk menikah dan punya anak.

"Kita tidak perlu melihat kehendak masyarakat atau sosial sebagai sebuah kewajiban moral. Sadari bahwa kita punya pilihan-pilihan yang mestinya dihargai juga oleh masyarakat."

Masyarakat tidak bertanggungjawab atas tindakan individu

Menikah adalah keputusan bebas dari dua individu, artinya dua orang ini siap bertanggungjawab atas kehidupan mereka kelak. Keputusan untuk menikah atau memiliki anak ada di tangan kita sendiri karena kita yang menjalaninya.

"Jika kita hanya mengikuti keinginan masyarakat untuk menikah atau punya anak, apakah masyarakat juga akan bertanggungjawab atas segala hal yang terjadi dalam kehidupan pernikahan kita?

Seringkali jawabnya adalah tidak."

 

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro