Upaya Indonesia untuk mengorbitkan pamor industri fesyen lokal ke pasar global semakin menggebu-gebu.
Dalam waktu dekat, bertambah lagi tujuh desainer Tanah Air yang bakal melenggang ke empat pekan mode kelas internasional.
Ketujuh perancang itu antara lain Novita Yunus yang akan melenggang di Amazon India Fashion Week Autumn/ Winter 2017, serta I.KY.K. dan Peggy Hartanto di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2017.
Selain itu, ada juga Rani Hatta dan Bateeq yang akan memamerkan karya-karya mereka di Amazon Fashion Week Tokyo 2017, serta Ria Miranda dan SOE Jakarta di Seoul Fashion KODE Fall/Winter 2017.
Mereka semua menyusul kesuksesan Amanda L. Lestari, yang lebih dulu berhasil menampilkan koleksi label miliknya, LEKAT, di ajang Fashion Scout AW17 dalam rangka London Fashion Week pada akhir Februari.
Para desainer muda tersebut disokong oleh Jakarta Fashion Week (JFW) setelah mengkuti program inkubasi Indonesia Fashion Forward (IFF). Melalui berbagai kemitraan di Asia Pasifi k, JFW mengatapel karyakarya perancang RI di panggungpanggung mode dunia.
Terkait dipilihnya tambahan tujuh perwakilan desainer RI tersebut, Direktur JFW Lenni Tedja menjelaskan, hal itu didorong oleh kian gencarnya para mitra internasional yang melirik kolaborasi dengan pelaku fesyen Indonesia, khususnya para perancang jebolan IFF.
“[Mereka bercermin dari] kesuksesan tahun-tahun sebelumnya dan pesatnya perkembangan para desainer nasional. Kami memperluas kolaborasi tahun ini dengan berbagai organisasi yang memiliki visi dan tujuan sama dengan JFW; yaitu mengembangkan dunia mode Tanah Air.
Sebab, misi terpenting kami adalah membawa desainer-desainer Indonesia ke kancah internasional setiap tahunnya,” jelas Lenni.
CIRI KHAS
Masing-masing dari ketujuh desainer yang terpilih membawa panji Indonesia di panggung fesyen internasional tersebut memiliki ciri khas yang kuat. Novita Yunus, misalnya, terkenal dengan karyakaryanya yang bernuansa etnik melalui label Batik Chic.
Dia akan memamerkan 22 look di Amazon India Fashion Week A/W17 pada 15 Maret di Jawaharlal Nehru Stadium, New Delhi. Penampilannya sekaligus menandakan kemitraan perdana antara JFW dengan Kedubes India untuk RI dan Fashion Design Council India.
Novita, yang adalah mantan bankir, merupakan lulusan IFF generasi kedua.
Dia juga akan menjadi perancang mode pertama RI yang tampil di pekan fesyen India. Keikutsertaannya diharapkan dapat membuka jalan masuk produk fesyen RI ke pasar Asia Selatan.
Di sisi lain, I.K.Y.K dan Peggy Hartanto akan berbagi panggung di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2017 pada 15 Maret di Melbourne Town Hall. Mereka mengikuti jejak Patrick Owen dan Restu Anggraini di ajang yang sama pada 2015 dan 2016.
Lenni menjelaskan bahwa keikutsertaan I.K.Y.K dan Peggy Hartanto di pekan fesyen tersebut merupakan buah dari kerja sama
tahun ketiga antara JFW dengan The Australia-Indonesia Center (AIC) dan Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF).
Lulusan Raffl es College of Design and Commerce di Sydney, Peggy merupakan generasi ketiga IFF dan pemenang kedua AIC Young Indonesia Fashion Designer Awards 2014. Ciri khas desainnya adalah gaun cocktail feminin dan detail cutout yang seksi tetapi elegan.
Sementara itu, Rani Hatta dan Bateeq dijadwalkan berbagi panggung di Amazon Fashion Week Tokyo 2017 pada 20—25 Maret. Keikutsertaan
mereka adalah buah dari kerja sama tahun keempat antara JFW dengan Japan Fashion Week Organization.
Baik Rani Hatta maupun Bateeq adalah generasi kelima IFF. Di Tokyo nanti, mereka bakal menampilkan koleksi busana perempuan terbaru, mengikuti jejak ByVelvet dan Norma Hauri yang melenggang di pekan fesyen yang sama tahun lalu.
Tidak berhenti sampai di situ, mereka akan mengikuti pelatihan industri fesyen di Negeri Sakura selama dua pekan.
Mereka akan belajar strategi produksi dan pemasaran yang dilakukan para desainer Jepang, budaya dan pasar Jepang, termasuk tren tekstil dan fesyen Jepang.
“Pelatihan itu terjadi berkat kerja sama dengan HIDA [asosiasi SDM dan pengembangan industri luar negeri Jepang]. Diharapkan pelatihan itu
menjadi bekal para desainer RI untuk memasuki pasar Negeri Matahari Terbit yang iklimnya serupa dengan pasar Indonesia.”
Pada kesempatan yang sama, Ria Miranda dan SOE Jakarta dijadwalkan manggung di Seoul Fashion KODE F/ W17 pada 28—30 Maret di Prugio Valley, Gangnam. Penampilan mereka adalah hasil kolaborasi tahun keempat JFW dengan Korean Cultural Center (KCC) dan Korea Creative Content Agency (KOCCA).
“Ini adalah keempat kalinya perancang RI tampil di Seoul untuk memasuki pasar mode Korea. Selain peragaan busana, Ria dan SOE Jakarta—yang adalah generasi kedua IFF—akan mengikuti trade show,” jelas Lenni. Bagi SOE Jakarta sendiri, ini merupakan penampilan keduanya di lintasan runway Seoul Fashion KODE.
Pada Oktober 2016, label tersebut berhasil mencuri perhatian para buyer di pekan fesyen bergengsi Korea tersebut