ilustrasi/tesla.com
Fashion

Mewujudkan Mobil Terbang ala Film Sci-Fi

Wike Dita Herlinda
Senin, 17 April 2017 - 19:26
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Anda suka nonton film bergenre science fiction (sci-fi)? Jika ya, tentunya Anda sudah familiar dengan gambaran sebuah kota masa depan yang sangat sophisticated dengan sistem transportasi yang serba canggih, serta kendaraan dalam kota yang bisa melayang.

Bayangan akan transportasi futuristik ala film sci-fi itu bisa jadi tidak lama lagi menjadi sebuah kenyataan. Pasalnya, saat ini Airbus telah memperkenalkan konsep moda transportasi masa depan yang bisa beroperasi di jalur darat dan udara.

Konsep yang dinamai Pop.Up itu diluncurkan di sela-sela Geneva International Motor Show ke-87. Dalam merancang Pop.Up, perusahaan aeronautika yang berbasis di Prancis tersebut menggandeng Italdesign.

Pop.Up sendiri merupakan sistem transportasi modular yang bertenaga listrik dan tanpa emisi pertama yang didesain untuk mengatasi problema kemacetan lalu lintas di banyak kota besar dunia.

General Manager untuk Urban Air Mobility Airbus, Mathias Thomsen, memaparkan Pop.Up dirancang sesuai dengan sistem modular untuk transportasi lintas moda yang dapat memaksimalkan penggunaan jalur darat maupun udara.

“Konsep ini adalah hasil refleksi bersama antara Italdesign dan Airbus dalam mencari cara paling mudah untuk menghadapi tantangan mobilitas di kota-kota besar,” ujarnya dalam siaran pers Airbus yang dilansir pertengahan pekan ini.

Menurutnya, para komuter di kota-kota besar seluruh dunia semakin didesak oleh masalah kemacetan lalu lintas yang kian parah. Apalagi, problema kemacetan itu diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.

Dari segi desain, Pop.Up dirancang dengan tiga lapis konsep. Pertama, konsep kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang—berdasarkan pengetahuan penggunanya—bisa mengelola kerumitan perjalanan dengan menawarkan alternatif skenario transportasi.

Kedua, konsep kendaraan berbentuk kapsul yang didesain untuk bisa dipasangkan dengan dua modul berbeda yang bertenaga listrik dan bersifat independen. Sarana transportasi lain (misal: kereta atau hyperloops) juga bisa diintegrasikan dengan kapsul Pop.Up.

Ketiga, konsep modul antarmuka yang bisa berkomunikasi dengan pengguna di lingkungan serba virtual.

“Sebab, sistem Pop.Up ditujukan untuk ‘mengembalikan’ waktu kepada para komuter melalui sebuah cara baru bepergian yang lebih fleksibel, terintegrasi, adaptif, dan menempatkan penggunanya sebagai fokus utama,” sebut Mathias.

Dari segi teknologi, kendaraan Pop.Up mengkolaborasikan fleksibilitas dari kendaraan darat dua kursi berukuran kecil dengan kebebasan dan kecepatan dari kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal dari kendaraan udara. Teknologi itu sekaligus menjadi jembatan antara ranah otomotif dan kedirgantaraan.

Untuk mengoperasikan kendaraan futuristik tersebut, kata Mathias, penumpang cukup merencanakan dan memesan perjalanan mereka melalui sebuah aplikasi yang mudah digunakan.

Setelah itu, sistem akan secara otomatis menawarkan solusi transportasi terbaik berdasarkan pengetahuan pengguna, waktu, kondisi kemacetan lalu lintas, biaya, permintaan ridesharing, dan pilihan serta kebutuhan penumpang.

“Kunci utama dari konsep ini adalah sebuah kapsul yang dirancang untuk mengakomodasi penumpang. Kapsul berbentuk kepompong itu dilengkapi teknologi tinggi dan dibalut serat karbon monocoque sepanjang 2,6 meter, tinggi 1,4 meter, dan leber 1,5 meter.”

Mathias menyatakan, kapsul tersebut juga dapat digunakan sebagai city car dengan memilih modul darat yang dilengkapi chassis berserat karbon dan bertenaga baterai. Saat kepadatan lalu lintas meningkat, kapsul akan berubah menjadi modul  udara.

 Modul udaranya sendiri berukuran 5 x 4,4 meter bertenaga delapan rotor yang berotasi berlawanan arah (counter rotating). Dalam konfigurasi tersebut, Pop.Up berubah menjadi kendaraan kota jalur udara bersistem kemudi mandiri.

Pengguna dapat berada dalam kapsul yang sama sepanjang perjalanan tanpa khawatir harus berpindah antarmoda transportasi, sehingga mereka bisa menikmati waktu di perjalanan dengan interaksi real time antara kapsul dengan lingkungan kota dan masyarakat sekitar.

Menariknya, setelah penumpang sampai di tujuan, modul udara dan darat beserta kapsulnya akan dengan sendirinya kembali ke stasiun pengisian ulang baterai untuk menunggu penumpang berikutnya.

“Menambahkan dimensi ketiga pada sebuah jaringan transportasi lintas moda yang terintegrasi dengan mulus sudah pasti akan memperbaiki cara hidup kita dan bagaimana kita berpindah dari poin A ke B,” kata Mathias.

Menurutnya, konsep kendaraan masa depan tersebut sangat memungkinkan untuk beroperasi jika ada kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah untuk pembangunan infrastruktur dan kerangka peraturannya.

Sementara itu, CEO Italdesign Jörg Astalosch menambahkan konsep Pop.Up merupakan solusi untuk menjawab tantangan lalu lintas di masa depan, yang sudah tidak mampu lagi diatasi oleh kendaraan konvensional yang ada saat ini.

"Kini, mobil merupakan bagian dari ekosistem yang lebih luas. jika Anda ingin merancang kendaraan perkotaan masa depan, mobil tradisional tidak bisa berdiri sendiri sebagai solusi untuk kota-kota besar,” sebutnya.

Menurutnya, untuk membangun kendaraan futuristik, harus dipertimbangkan soal infrastruktur yang berkelanjutan dan cerdas, aplikasi, integrasi, sistem tenaga, perencanaan kota, serta aspek sosial.

Dia optimistis tidak lama lagi transportasi darat akan bergerak ke tingkat selanjutnya. “Dari bisa dinikmati bersama, teruhubung, dan otonom, kendaraan juga akan menuju sistem lintas moda dan berpindah ke dimensi ketiga.”

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro