Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan seniman atau penikmat seni tak asing lagi dengan nama Balai Budaya.
Gedung Balai Budaya di kawasan Menteng, seakan jadi situs bersejarah bagi perkembangan seni di Indonesia.
Tak sedikit seniman bermunculan dari tempat itu. Bagi seniman yang berpameran di sana, tidak perlu melewati proses kurasi yang rumit.
Proses kurasi yang longgar ini seakan sudah menjadi ciri khas Balai Budaya Jakarta. Wartawan senior Bre Redana menuturkan, dengan proses kurasi seperti itu memungkinkan perupa-perupa baru tampil ke hadapan publik.
Dengan proses kurasi seperti itu memungkinkan perupa-perupa baru tampil ke hadapan publik.
Proses tersebut, imbuhnya, secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi perkembangan seni rupa. Jika kuratorial beriorientasi ekonomis layaknya di galeri-galeri seni, para perupa baru akan kesulitan untuk mencuat ke permukaan.
Dalam pandangan Bre, proses kurasi yang longgar itu menjadi kelebihan Balai Budaya karena berdasarkan riwayatnya seniman-seniman banyak tumbuh di tempat ini.
Baca Juga Bengkulu Jemput Blangko E-KTP ke Jakarta |
---|
"Kalau Anda mau karya bagus untuk berinvestasi, mahal, dan aman pergilah ke galeri jangan di sini [Balai Budaya]," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Namun Bre menyayangkan perhatian pemerintah yang sangat kurang terhadap Balai Budaya. Tempat yang begitu bersejarah dan berada di kawasan premium Menteng. "Seharusnya, tak boleh disia-siakan."
"Balai Budaya bisa menjadi pusat kebudayaan yang semestinya tidak sebutut ini," pungkasnya.
Baca Juga Ketika Koleksi Seni Jadi Kebutuhan Inti |
---|