Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir keberatan saat ditanya bagaimana cara meningkatkan studi sel punca (stem cell) di Indonesia agar tidak kalah dengan negara lain.
"(Pengembangan) Stem cell di Indonesia tidak kalah dengan negara lain, bahkan dianggap bergengsi oleh negara lain," kata Nasir menjawab pertanyaan saat berada di Stem Cell Research and Development Center di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/4/2017).
Persoalan yang dihadapi para peneliti sel punca di Indonesia, menurut dia, hanya belum tersedianya fasilitas laboratorium yang lebih mutakhir yang bisa semakin mendukung pengembangan inovasi pengobatan modern ini.
"Kita tidak ketinggalan dengan China, Amerika Serikat dan Iran untuk pengembangan stem cell. Persoalannya hanya ada di ketersediaan laboratorium saja, dan akan kami bantu ke depan," lanjut Nasir.
Dia meminta agar para peneliti yang mengembangkan pengobatan sel punca di Indonesia untuk konsentrasi menyempurnakan riset yang dilakukannya.
Sementara, pemerintah akan juga berkonsentrasi menyiapkan regulasi yang mendukung pengembangan maupun penggunaan sel punca di dunia medis di tanah air.
Sebelumnya, Nasir mengatakan dirinya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek bahwa Universitas Airlangga dengan Stem Cell Research and Development Center menjadi pusat studi sel punca khusus wilayah timur. Sedangkan, Universitas Indonesia dengan grup riset Sel Punca dan Rekayasa Jaringan sebagai pusat studi sel punca khusus wilayah barat Indonesia.
"Kalau tidak dibuat seperti itu, pengembangan stem cell ke depan tidak akan efisien," kata Nasir.