Bisnis.com, JAKARTA- Selama ini, upaya mengatasi infeksi nosokomial menjadi tantangan besar di dunia layanan kesehatan global. Namun, sebuah terobosan baru yang diberi nama +dalethyne disinyalir telah menjadi solusinya.
Dalam pembahasan pertemuan tahuanan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia ke XXI di Yogyakarta belum lama ini, zat aktif +dalethyne digadang-gadang dapat mencegah infeksi nosokomial sebelum, saat, dan setelah dilakukan tindakan.
+dalethyne merupakan zat aktif eksklusif yang digunakan dalam produk seperti Dermazone MedCare, yang dipercaya bisa membunuh kuman penyebab infeksi nosokomial; seperti MRSA, ESBL, KPC, dan pseudomonas aeruginosa.
Zat tersebut merupakan terobosan untuk terapi luka operasi bahkan tanpa konsumsi antibiotik. Kelebihan +dalethyne ini dapat disejajarkan dengan peran antibiotik dalam mengendalikan perkembangan bakteri.
Menariknya, zat aktif tersebut dipelopori oleh anak bangsa Kayapan Satya Dharshan, sejalan dengan upaya WHO dan APEC untuk melakukan pendekatan inovatif guna mendorong pengembangan metode terapi baru, vaksin, serta teknologi layanan kesehatan lain.
Kayapan melakukan penelitiannya lebih dari satu dekade, sebelum berhasil menciptakan sebuah mesin khusus untuk menghasilkan zat aktif +dalethyne.Dalet sendiri berarti empat dalam bahasa Ibrani.
Hal itu melambangkan empat kekuatan utama yang terkandung dalam +dalethyne yang berfungsi sebagai antiseptik, mencegah resistensi antimikrobial, menghilangkan bau tak sedap pada luka dan menjaga permukaan tetap lembab, serta mempercepat proliferasi kulit.
“Saat ini kami terus melakukan riset untuk memaksimalkan penggunaan +dalethyne dalam mengatasi infeksi nosokomial dan permasalahan-permasalahan besar lainnya di layanan kesehatan,” ucap Kayapan dalam siaran pers, Jumat (12/5).
Menurutnya, saat ini zat aktif tersebut telah diuji di berbagai negara seperti Inggris, Jepang, dan Malaysia. Zat aktif tersebut secara eksklusif telah digunakan pada rangkaian produk PT Dermozone Pratama Indonesia untuk perawatan luka dan kesehatan kulit.
Buah pemikiran dan riset dari +dalethyne telah diuji melalui Program Studi Imunologi Sekolah Pascasarjana Universias Airlangga; satu-satuya program pascasarjana imunologi di Indonesia.
Koordinator Prodi Imunologi Unair, Agung Dwi Wahyu Widodo, menambahkan berdasarkan penelitian sepanjang 2016, terbukti bahwa zat aktif +dalethyne pada konsentrasi 50% dapat membunuh kuman-kuman penyebab infeksi nosokomial.
“Sementara itu, pada studi lebih lanjut, penggunaan zat aktif +dalethyne dapat membunuh kuman secara total. Dengan ini, apabila terjadi infeksi luka operasi di rumah sakit, maka untuk mencegah infeksi nosokomial, zat aktif ini dapat menjadi terapi utamanya,” ujarnya.
Berdasarkan data WHO, dari 1,4 juta penduduk dunia yang mengalami infeksi nosokomial 10% pasien berasal dari Asia Tenggara. Kondisi tersebut semakin bertambah pelik dengan maraknya kasus resistensi antimikrobial yang mengakibatkan 700.000 kematian/tahun.
Sebuah studi memprediksi bahwa resistensi antimikrobial dapat mengakibatkan 10 juta kematian per tahun pada 2050 dan menghabiskan dana pencegahan sejumlah US$10 triliun per tahun jika tidak segera ditangani.
Penelitian lain dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2011 mengungkapkan keberadaan superbug atau bakteri yang kebal terhadap antibiotik telah ditemukan di Intensive Care Unit (ICU).
Lebih lanjut, superbug juga ditemukan dalam 64% kasus infeksi KPC alias bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi terkait layanan kesehatan termasuk infeksi aliran darah dan infeksi luka operasi.
Spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik, Donna Savitry, mengatakan kunci kesuksesan manajemen luka dan infeksi luka operasi adalah luka harus selalu dalam keadaan aseptik dan lembab, bukan dalam kondisi basah atau kering.
“Dari hasil pengamatan, salep yang mengandung +dalethyne secara lokal bisa segera menghilangkan bau dan diikuti dengan berkurangnya nanah yang menandakan berkurangnya infeksi kuman pada infeksi luka operasi pasien karsinoma sel skuamosa pada penis stadium 4.”
Dia mengklaim hal itu membuktikan bahwa tanpa konsumsi antibiotik pun, infeksi kuman dapat disembuhkan dengan penggunaan zat aktif +dalethyne. “Dengan hasil riset terbaru bahwa zat aktif ini mampu melawan infeksi nosokomial, maka terobosan ini tentunya dapat membantu para dokter dalam merawat pasien,” ujarnya