Bisnis.com, JAKARTA -- Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD) memasuki babak baru. Sejumlah peneliti di Yogyakarta menggunakan bakteri Wolbachia untuk menghambat virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegepty.
Koordinator Media dan Komunikasi Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta Bekti Andari mengatakan Wolbachia merupakan bakteri yang terdapat pada 60% jenis serangga seperti kupu-kupu dan lebah. Namun, bakteri ini tidak terdapat pada nyamuk Aedes aegepty yang menjadi vektor penyebaran DBD.
Sejak 2011, para peneliti di lembaga tersebut mencoba menyuntikkan bakteri Wolbachia ke nyamuk dan melepaskannya ke lingkungan sekitar. Nyamuk yang sudah memiliki bakteri ini nantinya akan berkembang biak dengan nyamuk Aedes aegepty, sehingga sebagian besar nyamuk memiliki bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya. Nyamuk seperti ini diyakini tidak akan bisa menyebabkan penyakit DBD.
Baca Juga Sekolah 5 Hari Sepekan Resahkan Warga |
---|
“Penelitian saat ini telah memasuki tahap ketiga, peletakkan telur nyamuk Aedes aegepty mengandung Wolbachia di Kota Yogyakarta,” ujarnya saat berkunjung ke Bisnis Indonesia, Kamis (15/6/2017).
Bekti menjelaskan, pihaknya telah menyebar sekitar 12.000 ember berisi telur nyamuk mengandung Wolbachia di 40% wilayah Kota Yogyakarta. Targetnya, pada 2019 pelepasan nyamuk mengandung Wolbachia ini sudah bisa diimplementasikan secara nasional.
Demam berdarah masih menjadi salah satu masalah besar di dunia kesehatan. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan 100 juta kasus DBD terjadi secara global setiap tahunnya. Sementara itu, 75% dari kasus DBD terjadi di kawasan Asia Pasifik termasuk Asia Tenggara.
Baca Juga Resmi, Djarot Gubernur DKI Jakarta |
---|
Menyadari gentingnya masalah tersebut, negara-negara Asean pun menyepakati peringatan hari DBD Asean yang jatuh setiap tanggal 15 Juni.Tahun ini peringatan hari DBD Asean mengambil tema ‘United Fight Againts Dengue’.