Bisnis.com, JAKARTA - Dengue masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia.
Sepanjang tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian di seluruh Indonesia.
Selain itu, di tahun ini, sampai dengan 12 Juni 2025, terdapat 67.030
kasus dengue dengan 297 kematian.
Tren dengue di Indonesia dan sejumlah negara endemis lainnya terus menunjukkan ancaman serius. Selama periode 2020–2023 saja, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian akibat dengue tertinggi di Asia, yaitu sebanyak 1.238 kasus. Perlu diingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak.
Tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran penyakit ini.
dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menegaskan pentingnya integrasi pendekatan inovatif dalam penanggulangan dengue, “Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue (Stranas) 2021–2025 telah menjadi pijakan kami dalam membangun
kerangka kerja penanggulangan dengue yang lebih sistematis dan berbasis data.
"Kami menyadari bahwa untuk mencapai tujuan besar yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030’, diperlukan langkah lanjutan yang lebih taktis, aplikatif, dan adaptif terhadap tantangan di lapangan. Saat ini,Kementerian Kesehatan tengah menyusun rencana kelanjutan dari Stranas tersebut yang akan menekankan implementasi nyata di tingkat daerah, mendorong kolaborasi lintas sektor, serta
memperkuat kapasitas deteksi dini, respons cepat, dan pencegahan melalui pendekatan inovatif. Kami percaya, pendekatan yang menyeluruh dan berbasis bukti akan membawa dampak signifikan dalam mengurangi beban penyakit ini," paparnya.
Salah satu wilayah yang memiliki angka kasus dengue cukup tinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur, dimana tahun 2024 lalu Dinas Provinsi Kalimantan Timur mencatat sebanyak 10.571 kasus dengue, dan jumlah kematian 22 kasus, dengan Kutai Kartanegara menempati posisi jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 2.802 kasus.
Edi Damansyah, Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara, mengatakan salah satu cara penanganan dengue ini adalah dengan pelaksanaan vaksinasi di Kutai Kartanegara sebagai bagian dari upaya preventif.
Baca Juga 285 Warga Kabupaten Cirebon Terkena DBD |
---|
"Kami meyakini bahwa penanggulangan dengue tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan saja. Diperlukan strategi yang lebih kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan mulai dari edukasi, pemberdayaan masyarakat, pengendalian vektor, hingga perlindungan melalui vaksinasi. Ini adalah komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah," paparnya.
Pihaknya menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1-5 di Kecamatan Tenggarong.
Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa perluasan vaksinasi dengue ke Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan langkah lanjutan yang didasarkan pada hasil positif dari pelaksanaan sebelumnya di dua kota besar di provinsi tersebut.
“Hasil sementara menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menerima vaksinasi tidak mengalami infeksi dengue, yang artinya tingkat perlindungan terhadap penyakit ini berhasil ditingkatkan. Untuk itu, kami memperluas pelaksanaan vaksinasi ke Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bagian dari strategi provinsi dalam memperkuat upaya pencegahan dengue. Namun tentu saja, vaksinasi tidak menjadi satu-satunya upaya yang kami lakukan dalam penanganan dengue.
Program pengendalian vektor, seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan edukasi lintas sektor, tetap dijalankan secara konsisten. Vaksinasi hadir untuk melengkapi seluruh upaya yang selama ini telah dilakukan secara berkesinambungan.” paparnya.
Dr. Jaya menambahkan, pendekatan holistik menggabungkan pencegahan,
edukasi, intervensi berbasis masyarakat, dan perlindungan melalui vaksinasi akan membawa dampak nyata dalam menurunkan angka kasus dengue di Kalimantan Timur.
Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menyampaikan dukungannya terhadap perluasan akses vaksin dengue di Indonesia, khususnya melalui sektor publik.
“Sebagai produsen vaksin dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, Bio Farma telah menjadi bagian penting dari sistem imunisasi nasional dan mitra kepercayaan global dalam penyediaan vaksin, termasuk melalui kerja sama dengan UNICEF dan WHO," ujarnya.
Dia menambahkan d engan kolaborasi yang tepat, Indonesia dapat bergerak lebih cepat dalam menanggulangi dengue, melindungi kelompok rentan, dan menurunkan angka kesakitan
maupun kematian akibat penyakit ini.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan pentingnya pencegahan sebagai upaya menurunkan angka keparahan dan kematian akibat dengue.
“Hingga hari ini, dengue masih menjadi ancaman nyata dan belum ada obat
yang secara khusus dapat menyembuhkannya. Kami menyadari bagaimana penyakit ini memengaruhi
ribuan keluarga setiap tahunnya—tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi dalam kehilangan waktu,
kesempatan, dan bahkan orang-orang tercinta. Ini menjadikan pencegahan sebagai kunci," ujarnya.