Bisnis.com, DENPASAR -- Asosiasi Seniman Singapadu memamerkan 164 topeng karya 68 seniman asal Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Ketua Asosiasi Seniman Singapadu Made Supena mengatakan pameran ini merupakan salah satu upaya seniman untuk melestarikan seni warisan leluhur seni topeng.
“Kami menggelar pameran ini didukung prajuru desa Singapadu,” kata Supena, Senin (7/8/2017).
Pameran Topeng Retrospektif “Singapadu: The Power Behind the Mask” ini dibuka Minggu (6/7/2017) dan berlangsung selama sepekan hingga Minggu (13/8/2017) di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Gianyar.
Supena menjelaskan, Desa Singapadu sejak dulu dikenal dengan seni pertunjukan, tapi sebenarnya seni topeng jauh lebih tua keberadaannya di daerah tersebut. Melalui pameran topeng ini diharapkan kiprah para seniman pendahulu hingga kini bisa lebih dikenal khalayak.
Selain itu, asosiasi juga ingin membangun atau mengkonstruksi seni topeng lebih agar lebih berkembang.
“Ini memang tidak mudah, namun topeng adalah aset budaya Singapadu, akan tetap kami perjuangkan agar tetap menjadi identitas Singapadu,” tegas Supena.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Wijana mengatakan, Singapadu telah dikenal sebagai pusat seni sejak awal abad ke-18 dan hingga kini masih melahirkan seniman topeng yang andal.
“Pameran ini akan menjawab tantangan dunia dalam bidang pengembangan dan pelestarian seni-budaya khususnya seni pahat topeng yang kian langka,” katanya.
Beberapa topeng yang dipamerkan di antaranya dari jenis barong (bebarongan), topeng dramatari (patopengan), topeng klasik, dan sejumlah karya seniman muda berupa topeng modern dan kontemporer. Kurator pameran ini Profesor I Made Bandem dan Profesor I Wayan Dibia.