Bisnis.com, BORNO - Konflik di bagian timur laut Nigeria, tepatnya di negara bagian Borno telah menyengsarakan 3,7 juta manusia akibat dilanda malaria. Badan kesehatan dunia, WHO memperkirakan sekitar 8.500 orang terinfeksi malaria setiap pekannya. Angka ini diperkirakan akan naik menjelang Oktober.
Alhasil, sekitar kasus kematian di negara bagian Borno diakibatkan oleh malaria, dan beberapa penyakit lain seperti kolera, campak, dan hepatitis E. Dengan populasi lebih dari 58.8% anak-anak, kenyataan ini semakin mengkhawatirkan.
Hal ini diperparah dengan kesulitan akses kesehatan, seperti vaksinasi rutin dan obat-obatan selama bertahun-tahun. Tak hanya, itu kasus malnutrisi juga berkembang pesat, dan tidak sedikit kasus ini muncul setelah pasien menderita malaria.
Baca Juga Era Mobil Swakemudi Segera Tiba |
---|
“Di setiap negara dengan krisis kemanusiaan yang disebari endemik malaria, kami hampir bisa memastikan bahwa malaria menjadi pembunuh nomor satu,” kata Direktur Program malaria WHO Pedro Alonso, seperti dikutip dari siaran pers.
Malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Pada 2015, ada lebih dari 200 juta kasus malaria dan 437.000 kematian. Lebih dari 90% kematian akibat malaria terjadi di Afrika.
Bagaimanapun, malaria adalah penyakit yang bisa dihindari dan disembuhkan. Upaya penanganan dalam 15 tahun terakhir telah menggencat angka kasus malaria lebih dari 60% atau menyelamatkan 6 juta potensi kematian.
Baca Juga Lansia Saja Internetan! |
---|
“Cara paling efektif untuk menekan kematian di negara yang rapuh seperti ini adalah dengan pencegahan dan pengawasan malaria. Ini yang sedang kami lakukan dengan mitra WHO,” paparnya.
Untuk pencegahan, lanjutnya, WHO akan mengirimkan obat antimalaria terutama ditujukan pada anak-anak di bawah umur 5 tahun selama empat pekan, meski mereka tidak terinfeksi.
WHO juga telah melatih petugas kesehatannya untuk memfasilitasi masyarakat yang sudah tidak menjamah akses kesehatan dalam waktu cukup lama. Para petugas kesehatan juga diminta untuk terus mewaspadai segala bentuk gejala malaria dengan menerapkan uji diagnosis secara cepat meliputi penanganan dan pencegahan.
Dengan tambahan suntikan dana, WHO berencana untuk memperluas area di Borno guna mengintervensi kasus malaria yang tengah menyebar.
“Kami tidak akan tahu efek dari upaya kami sampai November datang. Namun, kami yakin langkah ini bisa menekan angka kematian dan memperbaiki hidup para pasien malaria,” kata perwakilan WHO di Nigeria, Wondi Alemu.