Ilustrasi/Bisnis
Health

Swiss German University Bentuk Perpustakaan Obat Tradisional Pertama di Indonesia

Wike Dita Herlinda
Senin, 14 Agustus 2017 - 17:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Selain memiliki kekayaan budaya dan bahasa, Indonesia memiliki beragam kekayaan alam berupa tumbuh-tumbuhan tradisional yang memilikki banyak manfaat untuk kesehatan.

Obat tradisional di Indonesia lebih dikenal sebagai obat herbal tradisional. Sebagian orang mempercayai obat herbal lebih alami dan mampu untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penemuan obat-obatan adalah sebuah proses panjang dan mahal.

Dengan demikian, percepatan dan efektivitas proses tersebut adalah sebuah keniscayaan. Dalam konteks Indonesia, hal ini dapat dilakukan dengan mengambil keuntungan tersedianya sumber-sumber bahan alam baik dari biota lautan maupun daratan.

Salah satu cara yang mungkin untuk melakukan kegiatan ini adalah dengan melakukan penyaringan molekuler untuk mendapatkan senyawa aktif dan atau ekstrak dari berbagai tanaman dan atau sumbersumber lain dengan potensi medis.

Diantara tanaman-tanaman tersebut adalah mangrove (bakau) dan asosiasi mangrove yang menyebar seluas 3,6 juta hektar hutan mangrove yang tumbuh di sepanjang 95.000 km pantai Indonesia. Mangrove Indonesia mewakili sekitar 23 persen total hutan mangrove dunia.

Di samping itu, obat herbal tradisional Indonesia juga merupakan sumber yang sangat berharga. Agar dapat melakukan penyaringan molekuler atau ekstrak, pembangunan extract library merupakan keharusan.

Dengan data-data objektif tersebut membuat salah satu universitas di Indonesia, Swiss German University (SGU) membentuk konsorsium dengan IPB, Pusat Penelitian Kimia LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Universitas Lampung, dan Universitas Esa Unggul yang berinisiatif membangun extract library Indonesia yang dimana perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang akan memberikaan banyak informasi yang berkaitan dengan obat-obatan tradisional.

Terkait hal itu, SGU mengadakan acara Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota konsorsium extract library Indonesia yang membahas mengenai rencana kedepan untuk mengembangkan extract library Indonesia.

“Dalam jangka waktu dekat berencana akan meng-update informasi dan perkembangan penelitiannya melalui website yang sudah disiapkan. Dan diharapkan juga ke depannya akan ada pertemuan maupun dukungan dari pemerintah mengenai hal ini,” ungkap peneliti SGU Kholis Abdurachim Audah dalam siaran pers, Senin (14/8/2017).

Pembentukan konsorsium yang diinisiasi oleh Kholis ini juga menggandeng salah satu BUMN dalam bidang obat-obatan yaitu PT Indofarma, Tbk.

Adapun, pembentukan konsorsium extract library ini mempunyai tiga tujuan utama yaitu pertama, untuk menginisiasi pembentukan sebuah konsorsium untuk pengembangan. Kedua, untuk mensinkronkan usaha penemuan obat-obatan baru, tetapi tidak terbatas hanya pada zat-zat antimikroba, antikanker dan obat penyakit-penyakit lainnya.

Ketiga, yang merupakan tujuan jangka panjang yaitu untuk membangunan kapasitas untuk tingkat produksi dengan skrining yang tinggi untuk ekstrak atau senyawa dengan teknologi paling mutakhir yang tersedia.

Di dalam acara tersebut SGU mengundang beberapa pembicara yang berkompeten dibidangnya salah satunya yaitu Dr. Agus Haryono M.Sc. yang mengatakan bahwa “Pihak Pusat Penelitian Kimia LIPI sangat mendukung kegiatan FGD yang diinisiasi oleh Swiss German University ini dan ikut mendorong pembentukan konsorsium Extract Library Indonesia.”

Melalui acara ini pula, peneliti SGU Kholis Abdurachim Audah berharap dengan terbentuknya konsorsium untuk pembangunan Extract Library di Indonesia dapat mengakselerasi penemuan obat-obatan yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dan penemuan obat-obatan dapat lebih terkoordinasi dengan baik.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro