Ilustrasi/Cool Material
Fashion

Survei Carousell: Penggemar Kamera Analog di Indonesia Kembali Marak

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 14 Oktober 2017 - 18:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Carousell Indonesia berkolaborasi dengan Jellyplayground untuk mengadakan acara Walk the Analog,wadah satu atapbagi orang-orang yang ingin belajar lebih jauh mengenai kamera analog.

Dengan mengusung tema Capture One’s Fear, ajang tersebut menghadirkan rangkaian seminar di mana para peserta bisa mempelajari seluk-beluk kamera analog, mulai dari mengambil hingga menghasilkan foto.

Para peserta juga diajak berkeliling untuk menangkap gambar yang mempresentasikan ketakutan mereka dengan menggunakan kamera analog. Mereka akan dibimbing dan didampingi langsung oleh para mentor berpengalaman.

Presiden dan Co-founder Carousell, Marcus Tan mengatakan pertumbuhan minat untuk fotografi di komunitas Carousell terus melesat. Dari sekitar 38.000 listing dalam kategori fotografi di Carousell, kamera analog menjadi salah satu kamera yang paling sering dicari.

Kembalinya hobi fotografi analog menunjukkan bahwa Indonesia kini telah memasuki tren ‘old is new again’. Carousell merupakan platform yang senantiasa mendukung tren ini karena ingin menginspirasi masyarakat untuk menemukan nilai lebih dari barang preloved.

“Menurut survei yang kami keluarkan sebelumnya, 72% orang Indonesia tertarik berbelanja barang preloved karena mereka dapat menemukan barang-barang yang langka,” jelas Marcus dalam siaran pers, Sabtu (14/10/2017).

Melalui kolaborasi dengan Jellyplayground, dia berharap aplikasi Carousell memudahkan para penggemar fotografi untuk menemukan kamera analog preloved pilihan mereka. Adapun, sementara Walk the Analog menjadi wadah yang tepat untuk melatih keterampilan mereka.

Seiring dengan perayaan Halloween di bulan Oktober, tema unik Capture One’s Fear pun menjadi pilihan untuk workshop dan walking tour acara Walk the Analog. Tema ini menyorot sebuah ketakutan yang tentunya berbeda bagi setiap orang, contohnya sudut ruangan yang mungkin terlihat biasa saja bagi beberapa orang, memiliki faktor “ketakutan” tersendiri bagi orang lain.

Pada fotografi analog, pengguna tidak bisa langsung mengetahui foto yang ditangkap berhasil atau tidak. Pengguna juga tidak bisa menyunting hasil foto, sehingga diperlukan keterampilan khusus untuk bisa mendapatkan foto dengan cerita yang diinginkan.

“Walk the Analog mengajarkan peserta untuk bisa menghasilkan cerita dari sebuah foto tanpa ada bantuan filter layaknya kamera digital,” sebut Marcus.

Menurut Sonia Eryka, fashion stylist dan fotografer eksperimental ternama di Indonesia, kamera analog memiliki cara tersendiri yang membuatnya semakin menyukai fotografi.

“Fotografi analog merupakan hobi yang cukup menantang karena banyak tahapan yang harus saya lewati untuk bisa melihat hasil foto, mulai dari membeli roll film yang fresh hingga proses cuci film. Namun, proses inilah yang mendidik saya untuk lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas foto yang diambil. Hasil film kamera analog memiliki kualitas yang lebih superior dan tidak bisa ditiru oleh kamera digital. Keunikan inilah yang membuat saya berpikir semuanya worth the process.”

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro