Bisnis.com, JAKARTA - Film Ayat-ayat Cinta 2 akan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 21 Desember mendatang. Film ini akan tayang serempak di 3 negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Sang penulis novel Habiburrahman El Shirazy mengaku sangat terkesan dengan film ini. Dia bahkan mengaku bergetar hatinya tatkala menyaksikan hasil pengalihwahanaan karya novelnya menjadi sebuah film.
"Malam ini malam yang mendebarkan bagi saya karena Ayat-ayat Cinta 2 boleh dikatakan malam ini lahir disaksikan oleh dunia. Tadi hati saya bergetar menonton film ini, seperti seorang ibu yang baru lahir dan melihat anaknya," ungkapnya.
Dalam film ini memang ada beberapa bagian yang cukup berbeda dengan novelnya, tetapi hal itu tidak mengubah jalur cerita secara keseluruhan. Hanya detail kecil yang berubah tetapi juga dengan tujuan tertentu.
"Novelnya tebal kira-kira hampir 700 yatitu 690 halaman, risetnya 1 tahun dan menulisnya 2 tahun. Novel yang panjang itu dijadikam hanya 2 jam dalam sebuah film. Jujur saja semua yang di novel tidak bisa semuanya diceritakan di film," ungkapnya.
Salah perbedaan antara novel dan film adalah adalah karakter Hulya yang dalam film ini ditampilkan tidak mengenakan kerudung. Dia justru baru menikah setelah melewati proses pembentukan karakter. Ada peran Fahri dalam proses ini.
"Saya bisa katakan 90% mirip kaya di novel, kalaupun ada perubahan ada sedikit, tetapi kalau yang intinya seperti karakter Fahri, itu 100% sama. Tentang hulya di novel itu sejak awal memakai hijab, di sini kita buat berproses, jadi ada bagian dari fahri menjadi imam yang menuntun istrinya," jelasnya.
Film ini masih akan menceritakan kelanjutan kehidupan Fahri (Fedi Nuril). Kali ini dia menetap di Skotalandia dan menjadi pengajar di sana. Ada karakter-karakter baru seperti Hulya (Tatjana Saphira), Sabina (Dewi Sandra), Hulusi (Pandji Pragiwaksono), dan Keira (Chelsea Islan) yang berhasil membangun jalan cerita film ini dengan apik.
Karakter Fahri akan jauh lebih dewasa dalam film ini, karena menceritakan kelanjutan cerita hidupnya dari film pertama setelah 7 tahun menikah dengan Aisha. Karakter utama ini akan dihadapkan dengan masalah-masalah baru yang muncul beberapa karakter perempuan baru seperti Hulya, Keira, dan Sabina.
Seting cerita ini juga tidak akan lagi menyajikan pemandangan Asia Barat yang hiruk pikuk seperti film pertama. Latar belakang kehidupan akademis di Skotlandia menjadi seting yang dipilih untuk film ini, menyesuaikan dengan jalan cerita yang ada pada novel Habiburrahman El Shirazy.