Bisnis.com,JAKARTA -- Seseorang dinilai akan lebih bahagia jika mengeluarkan uang agar memiliki waktu luang ketimbang belanja barang-barang yang hanya bersifat sementara.
Hal itu dikemukakan oleh seorang peneliti di University of British Columbia baru-baru ini.
Seperti dilansir Reuters, membayar seorang pengasuh bayi untuk beberapa waktu dapat memberikan kebahagiaan karena suami dan istri dapat meluangkan waktu untuk dihabiskan berdua.
Profesor psikologi University of British Columbia Elizabeth Dunn mengungkapkan hasil penelitiannya yang melibatkan 6.000 sampel yang tersebar di Amerika Serikat, Kanada, Denmar, dan Belanda.
Data penelitian tersebut menunjukkan orang yang menyewa seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang melelahkan seperti mengurus rumah jauh lebih sedikit.
Dunn memaparkan, hanya 28% orang yang melakukannya. Kebanyakan orang masih fokus untuk menghabiskan uang untuk produk kesenangannya.
Setiap partisipan di Vancouver, Kanada diberikan uang US$40. Setelah itu, mereka diberi instruksi untuk membelanjakan uang tersebut.
Ketika mereka diberi instruksi untuk membeli material fisik, partisipan lebih banyak memilih baju dan wine.
Di hari lain, dengan jumlah uang yang sama, mereka diinstruksikan untuk menyewa jasa. Hasilnya, kebanyakan orang menyewa orang untuk membersihkan rumah.
Setelah dianalisis, hasil penelitian tersebut mengungkapkan, skor kebahagiaan orang yang membelanjakan material fisik hanya sekitar 3,7, sedangkan orang yang membayar harga untuk meluangkan waktu bisa mecapai 4.
“Mungkin akan sangat mahal, tetapi sangat berharga,” katanya.
Di tengah waktu yang sempit, masyarakat harus menyelesaikan tugas-tugas yang berat dan tidak menyenangkan. Alhasil, berbagai sindrom negatif seperti gelisah, obesitas, dan penyakit lainnya menghantui orang-orang sibuk ini.
Membelanjakan uang agar memiliki waktu luang lebih banyak memberi manfaat bagi Anda. Ketimbang, jika Anda membelanjakannya untuk barang-barang yang hanya akan memenuhi lemari pakaian atau menumpuk di kabinet hias Anda.
Selain menyewa asisten rumah tangga, lebih memilih menggunakan taksi daripada naik transportasi umum akan membebaskan diri dari tekanan yang Anda hadapi sehari-hari.
Soal alasan orang-orang lebih suka membelanjakan barang masih belum diketahui. Saat ini, Dunn tengah berfokus untuk meneliti hal tersebut.
Akan tetapi, Dunn menegaskan bahwa faktor yang memengaruhi kebahagiaan sangat bervariasi bagi setiap individu.
“Sederhana saja, saya ingin terbebas dari gangguan tidur. Saya disibukkan dengan pekerjaan. Di sisi lain saya juga seorang ibu dan seorang istri. Saya ingin mempertahankan semuanya,” katanya.
Temuan lain seperti dari psikolog Daniel Kahneman menunjukkan, berdesakan di kereta di pagi hari adalah bagian yang paling tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang untuk mengawali hari.
Tantangan untuk menerapkan perencanaan keuangan yang berfokus kepada kebahagiaan adalah melepaskan tanggung jawab yang melekat pada perannya dalam sebuah keluarga.
Selain itu, ketidakpuasan terhadap hasil kerja orang lain sering kali akhirnya memaksa kita untuk menangani pekerjaan itu sendiri.
“Banyak orang bingung bagaimana cara membelanjakan uang mereka. Tidak masalah seberapa besar pendapatan, mengamalkan uang secara sukarela ke badan amal juga dapat memberikan kebahagiaan ketimbang membeli produk,” tuturnya.
Artinya, kesenangan dalam membeli barang efeknya hanya jangka pendek, sedangkan kenangan dari sebuah pengalaman dan kesempatan untuk bisa melepas stres jauh lebih berdampak jangka panjang.