Stres Berkepanjangan Bisa Sebabkan Otak Mengecil, Memori Berkurang/Bloomberg
Health

Stres Berkepanjangan Bisa Sebabkan Otak Mengecil, Memori Berkurang

Mia Chitra Dinisari
Senin, 21 Juli 2025 - 12:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Stres adalah respons alami untuk bertahan hidup. Namun, ketika menjadi kronis, stres mulai berdampak pada otak kita, tidak hanya secara emosional, tetapi juga secara fisik dan kimiawi.

Selama periode stres yang berkepanjangan, otak terus-menerus terpapar pada kadar kortisol dan hormon stres lainnya yang meningkat. Meskipun ini membantu dalam jangka pendek, paparan yang berkelanjutan dapat mengganggu fungsi neurologis yang penting.

Dilansir dari timesofindia, Dr. Ganesh Kini, Konsultan Neurologis, Rumah Sakit dan Pusat Penelitian K J Somaiya mengatakan salah satu wilayah otak pertama yang terdampak adalah hipokampus, bagian otak yang bertanggung jawab atas pembelajaran dan memori. Stres kronis akan memperkecil ukuran wilayah ini, menyebabkan kelupaan atau ketidakmampuan untuk mengingat materi baru.

Pada saat yang sama, amigdala menjadi terlalu aktif, memperkuat rasa takut dan kepekaan emosional. Korteks prefrontal, yang mengatur pengambilan keputusan, perhatian, dan pengaturan emosi, juga mulai berkinerja buruk selama stres kronis.

Perubahan ini belum tentu reversibel dan dapat diperbaiki seiring waktu jika tidak diobati. Secara neurologis, stres kronis dapat menjadi faktor penyebab atau yang memperburuk berbagai kondisi. Ini merupakan pemicu yang diketahui untuk migrain, biasanya meningkatkan frekuensi dan keparahan.
 
Stres dapat menurunkan ambang kejang pada epilepsi, terutama pada pasien dengan kejang yang tidak terkontrol dengan baik. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stres juga dapat memperburuk penyakit autoimun seperti multiple sclerosis, meskipun tidak diketahui apakah ini melalui efeknya pada sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, hubungan antara stres kronis dan stroke meresahkan karena tekanan darah tinggi, peningkatan risiko pembekuan darah, dan peradangan sistemik semuanya merupakan produk sampingan dari paparan stres yang berkelanjutan. Bahkan dengan risiko ini, otak tetap tangguh.

Ada mekanisme perlindungan yang sangat baik yang dapat melindunginya dari efek stres jangka panjang. Latihan fisik secara teratur menstabilkan suasana hati dan meningkatkan aliran darah ke otak.

Aktivitas seperti meditasi kesadaran, yoga, atau latihan pernapasan dalam dapat menurunkan fungsi amigdala. Tidur yang cukup (minimal 7–8 jam sehari) memberi otak kesempatan untuk mengisi ulang dan memulihkan diri. Dari segi pola makan, makanan tinggi asam lemak omega-3, buah-buahan, dan sayuran berdaun hijau dapat menutrisi otak.

Sama pentingnya, memiliki hubungan sosial yang baik dan jaringan dukungan emosional memastikan penyangga psikologis terhadap stres kronis.

Untuk pasien berisiko, saya menyarankan perubahan bertahap namun teratur: terapkan jadwal harian, waktu menonton layar (terutama sebelum tidur), batasi konsumsi kafein, dan tetapkan batasan untuk menghindari limpahan beban pekerjaan ke dalam kehidupan.

Stres memang lumrah di dunia modern, tetapi efeknya yang merusak secara neurologis tidak harus demikian. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro