Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan bahwa tidak boleh ada jamaah yang tidak dapat makan di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Madinah. Hal tersebut berlaku bagi pasien rawat inap ataupun pasien yang hanya mampir di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Makanan jamaah haji Indonesia yang sakit sakit diberikan tiga kali sehari dengan dua kali snack selama pasien dirawat. Pemberian makanan dan snack serta minuman kesehatan dilakukan selama operasional haji kurang lebih 76 hari.
“Pasien tidak dipungut biaya sepeserpun. Semuanya berasal dari dana APBN Kemenkes,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusuf Singka dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (24/7).
Untuk memenuhi makanan pasien jemaah haji ini, Tim Gizi KKHI telah menyiapkan makanan sesuai dengan kondisi pasien. Selain menyiapkan makan, tim gizi juga menyuapi pasien bila diperlukan.
“Pasien jemaah haji yang masuk rata-rata tidak ada pendampingnya, maka untuk meningkatkan asupan, kami bantu. Kami turun tangan membantu menyuapi. Pasien sebenarnya mau makan, itu terbukti dengan mereka menghabiskan semua makanannya ketika disuapi,” kata petugas Gizi KKHI Madinah, Sri Rezeki.
Sri menambahkan, intervesi yang diberikan ini tujuannya adalah agar jemaah haji segera pulih dan dapat segera kembali ke pondokan.
“Kami membantu dalam memberikan makan bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri. Pada saat menyuapi pasien ini dimanfaatkan untuk melakukan edukasi. Misalnya pada pasien diabetes, sebenarnya semua makanan boleh dimakan, yang penting porsi tidak boleh lebih dan jam makan tidak boleh lewat. Bila tidak diatur maka akan menimbulkan kenaikan gula,” tukas Sri.