Peluncuran Buku I'M JONGOS/istimewa
Relationship

Inspirasi Jos, Dari Jongos Menjadi Bos

Bambang Supriyanto
Minggu, 9 September 2018 - 15:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Cintai pekerjaan, terus belajar dan mencari ilmu, pantang menyerah, berikan pelayanan. Itu adalah kata kunci untuk meraih sukses seorang Bernardus Yosep Te Victoria.  

Menurut Jos, panggilan akrabnya, jika Anda mencintai pekerjaan, akan memberikan kepuasan batin. Jangan jalani pekerjaan atau usaha jika Anda tidak sungguh-sungguh mencintai. Hal yang penting lainnya adalah jangan mencari uang. Carilah ilmu, maka uang akan mencari Anda. 

Memang mudah diucapkan tetapi perlu perjuangan yang ekstra keras untuk berhasil dalam bisnis dan sukses dalam kehidupan.

Namun, bagi Jos semua itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, terus belajar dan tidak malu mencari ilmu. 

Selain itu, Jos yang bangga disebut Jongos selalu melayani. "Saya itu dulu jongos karena bekerja sebagai office boy di ANTV. Kini juga masih jongos untuk memberikan pelayanan kepada mitra usaha dan jongos bagi keluarga," ujar Jos saat peluncuran buku I'm Jongos di STBA LIA, Sabtu.

Dari Jongos menjadi Bos. Mungkin itu yang tepat bagi Jos.  Dia kinimampu menjadi entrepreneur sukses yang memiliki lima perusahaan. Valuasi perusahaannya mencapai belasan miliar rupiah.

Jos menjelaskan, bisnis pertamanya adalah Numedia yang merupakan perusahaan yang bergerak pada layanan digital signage untuk media luar ruang. Misalnya, layanan yang diberikan kepada Indomaret.

Kedua, Go Line, yakni aplikasi berbasis sistem antrean online. Misalnya, untuk diaplikasikan di rumah sakit. Ketiga, Numyseed Academy, yaitu kampus yang bergerak di bidang perhotelan dan pelayanan yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Keempat,  Numotion, yang merupakan perusahaan yang bergerak di production house sekaligus graphic house. Kelima, Kamubisa.com, yang merupakan Web TV Channel yang menayangkan berbagai video tutorial.

Siapa sangka, titik balik pria berambut gimbal itu justru saat ia berprofesi sebagai seorang office boy. Tepat di tahun 1996, Jos memang memilih merantau ke Jakarta dengan bermodal ijazah SMA. “Pertama kali di Jakarta, saya memang menjadi seorang salesman buku. Tapi itu tak lama, karena saya tidak berhasil menjadi seorang salesman. Setelah itu, saya menjadi office boy di ANTV,” ungkapnya.

Ada cerita menarik, sekaligus memilukan. Dia harus bisa bertahan hidup dengan hanya Rp3.000 per hari dari uang operasional sewaktu menjadi salesman buku. Dia pun sering menyamar sebagai mahasiswa agar bisa naik angkot dengan tarif Rp1.000. Dia pun tidak berani makan di rumah makan Padang. 

Dia pun kaget ketika melamar di ANTV ternyata gedungnya tinggi. "Ini sekali-kali saya masuk gedung tinggi. Saya pun bertanya kepada orang kalau mau ke lantai 7 caranya bagaimana," ungkapnya.

Hanya bertahan 9 bulan di stasiun TV swasta itu, Jos kemudian diajak bos MTV Indonesia, Daniel Tumiwa, untuk bergabung. “Profesi saya masih sama, sebagai office boy. Tidak ada kontrak kerja tetapi di MTV Indonesia bisa belajar apa saja, saya justru banyak menimba ilmu. Bahkan, Mas Daniel, menjadi guru saya yang selalu mengajari saya untuk terus berinovasi, termasuk mengajari saya tentang ilmu pemasaran,” ujar pria yang kemudian memilih bergabung di Vertigo, rumah produksi di mana salah satu pendirinya adalah Daniel Tumiwa.

Selepas dari Vertigo, suami dari Maria itu, memutuskan untuk membangun bisnis Numedia. Dari sana, Jos terus mengembangkan sayap bisnisnya. Kini, ada lima perusahaan yang telah dibangun Jos. Menurutnya, kunci keberhasilannya dalam membangun bisnis adalah filosofi melayani. Mulai dari melayani atasan dan pegawai di kantor ketika ia masih berprofesi sebagai office boy, hingga melayani karyawan, keluarga karyawan, dan klien ketika ia sudah menjadi pemimpin sekaligus pengusaha. Termasuk, melayani keluarganya di rumah.

Filosofi melayani itulah yang kemudian ia wujudkan dengan meluncurkan sebuah buku berjudul “I’M Jongos”. Jos mengungkapkan bahwa  pada 2  tahun lalu, teman-temannya mendorong untuk membuat buku atau film terkait kisah hidupnya. 

"Saya tidak begitu yakin. Selanjutnya, pada 2 bulan lalu, ketika mantan bos saya, Mas Daniel, berkunjung, dia meyakinkan saya untuk membuat buku. Alasannya, buku tersebut dapat menginspirasi mereka yang membaca.”

Akhirnya, dengan tujuan menginspirasi, Jos pun meluncurkan buku “I’M Jongos” pada pekan kedua September 2018 di Jakarta. Dia menegaskan, “Kata Jongos bermakna ganda, yakni seorang pelayan karena saya memang berawal dari office boy serta filosofi melayani. Artinya, dari dulu hingga sekarang, saya masih melayani. Konsep melayani yang saya usung tidak hanya berhenti pada karyawan, keluarga, dan klien. Saya juga ingin melayani anak-anak yang ‘diyatim-piatukan’ oleh keadaan. Sebab, saya merasakan bagaimana hidup di tengah kekurangan. Mulai dari angon kerbau, tukang ojek, salesman buku, hingga office boy,” ungkapnya.

Jos bertekad untuk mendirikan Rumah Pintar, yakni seperti panti penampungan untuk anak-anak yatim piatu dan fakir miskin. “Di Rumah Pintar, mereka akan diajarkan untuk menjadi seorang entrepreneur. Misalnya, mulai dari diedukasi berkebun, beternak, memiliki keterampilan terkait bengkel, hingga multimedia. Di sana, mereka juga akan ditumbuhkan mental pemberi serta mengikis habis mental peminta,” tuturnya.

Baginya, parameter sukses tidak semata diukur dari seberapa besar dia mampu membangun bisnis. “Sukses adalah ketika saya mampu membuat orang lain senang, bahagia, dan tertawa. Selain filosofi melayani, saya juga meyakini bahwa dalam hidup, saya tidak mencari uang. Melainkan, mencari ilmu. Ketika ilmu didapat, maka uang akan datang dengan sendirinya,” tegas Jos.

Di mata Daniel, Jos adalah sosok  entrepreneur yang mampu menginspirasi semua orang. "Jos selalu menjalani dengan sungguh-sungguh setiap pekerjaannya.  Ketikatertarik dengan peralatan shooting, dia yakin ke depannya akan memiliki banyak alat untuk memproduksi film. Ketika dia belajar ilmu manajemen dan pemasaran, dia yakin akan memimpin banyak orang ke depannya. Dan, semuanya berhasil  terwujud," ungkapnya.

Salah satu prinsip lainnya yang dipegang Jos adalah mengganggap anak buah sebagai teman waktu di luar kantor. Sebaliknya, bekerja profesional ketika berada di kantor.

Jos pun berungkali menegaskan bahwa hidup itu drama. Pilihannya adalah mau menjadi sutradara, pemain, atau hanya menjadi penonton. "Nasib adalah kita sendiri yang menentukan. Bukan Tuhan yang menentukan nasib manusia, tetapi kita sendiri yang bisa menentukan nasib," tegasnya.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro