Bisnis.com, JAKARTA - Apakah saat ini Anda sedang memiliki minat yang besar untuk berinvestasi?
Jika iya, investasi apa yang sedang Anda pertimbangkan? Saat ini banyak pilihan bagi Anda untuk menyalurkan dana yang Anda miliki pada bidang investasi.
Ardo Ryan Dwitanto, Dosen Manajemen Keuangan IPMI Bussiness School mengatakan bahwa sebelum berinvestasi, Anda harus sadar tujuan berinvestasi, sadar risiko dari investasi dan sadar instrument investasi yang ingin Anda lakukan.
"Sadar dulu tujuannya apa dulu, kalau tidak ada tujuan uang akan habis dibelanjakan, namun jika memiliki tujuan [pasti ada keinginan] untuk menabung atau berinvestasi," papar Ardo saat dihubungi Bisnis, Kamis (8/10/2018).
Ardo memberikan contoh semisal Anda minat untuk berinvestasi pada instrumen investasi saham. Anda harus sadar bahwa saham adalah investasi jangka panjang.
"Untuk menikmati betul-betul [keuntungan] dari saham itu dalam sepuluh tahun atau lebih, ini yang harus dipahami dulu,"lanjutnya.
Selain itu mengenai risiko dari berinvestasi pada instrumen saham adalah risiko naik turunnya (fluktuatif) harga saham.
"Cari instrumen saham yang fluktuatif tapi trennya naik bahkan kalau bisa dalam sepuluh tahun terakhir, karena dalam sepuluh terakhir kan kita melihat ada krisis yang terjadi seperti tahun ini [ketika] saham turun," kata Ardo.
Selain itu, Anda juga harus sadar jika memilih berinvestasi pada saham, tidak ada waktu jatuh tempo.
"Tetapi biasanya dijanjikan pendapatan, bagi hasil, kalau perusahaan lebih tinggi, di saat menurun ya turun, kalau kita mau jual sahamnya untuk mengembalikan modal, itu ada bursa sahamnya kita tinggal jual di situ," jelasnya.
Terakhir, Ardo juga menegaskan sangat penting untuk mengetahui instrumen saham dan cara perdagangan saham sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi.