Bisnis.com, PROBOLINGGO - Penyanyi dan penulis lagu Monita Tahalea memainkan seluruh materi dari album terbarunya bertajuk Merona di tengah tantangan temperatur 15° pada event BRI Jazz Gunung Series 2 di Amfiteater Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur Jumat (25/07/2025).
Musisi yang genap berusia 38 tahun pada hari Senin (21/07/2025) kemarin itu membawakan 9 lagu dari album Merona dan 4 lagu lain yakni Labuan Hati, Perahu, Memulai Kembali serta Laila di cuaca berkabut bersuhu 15° kaki Gunung Bromo.
Monita mengaku bahwa kondisi kabut dan suhu dingin tersebut menjadi tantangan tersendiri karena membuat tenggorokan dan pita suara kering.
"Dengan cuaca yang dingin ini otomatis tenggorokan kita itu kering, udaranya lembap terus ada kabut. Sebenarnya kabut yang paling bikin kering." ujar Monita Tahalea saat diwawancarai Bisnis (25/07/2025).
Alhasil, Monita menjelaskan bahwa kondisi itu membuat dia membutuhkan waktu persiapan ekstra untuk mempersiapkan pita suaranya sebelum tampil di acara BRI Jazz Gunung Series 2.
"Jadi sebelum manggung warm up-nya harus lebih lama karena harus tetap hangat dan harus banyak minum air putih supaya tenggorokannya itu moist [lembap] dan staminanya harus lebih fit lagi karena kalau nyanyi itu instrumennya satu badan." ungkap jebolan Indonesian Idol musim kedua tersebut.
Album Merona di BRI Jazz Gunung Series 2
Merona sendiri merupakan album terbaru Monita Tahalea berisi sembilan lagu yang merepresentasikan sisi musikalnya yang lebih eksploratif. Tak hanya berkutat pada genre Jazz, Monita juga mengeksplorasi warna musik lain seperti Japanese City Pop yang tertuang dalam lagu Matcha With The Sun dan 道端の花/Bunga di Tepi Jalan.
Ketika Bisnis.com bertanya musisi favorit yang berkecimpung dalam ranah Japanese City Pop, Monita mengaku menyukai artis sekaligus produser Shinichi Osawa atau yang dikenal sebagai Mondo Grosso.
"Saya terakhir dengerin namanya Mondo Grosso, saya dengernya dulu itu lho dari film series Jepang tahun 90-an." ucap Monita.
BRI Jazz Gunung Series 2025 digelar dalam tiga bagian. Edisi pertama dan kedua berlangsung pada 18–20 Juli serta 25–26 Juli di kawasan Bromo.
Adapun, penonton dapat menikmati perpaduan musik dengan suasana asri dan dinginnya alam pegunungan kawasan Bromo.