Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan anak dan orang tua berubah seiring dengan perkembangan era digital, saat penggunaan gawai sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan teknologi bisa merengganggkan ikatan anak dan orang tua, karena masing-masing asik dengan gawainya masing-masing meski berada di dalam ruangan yang sama.
Permasalahan ini bisa dijembatani dengan menyisihkan waktu mendongeng bersama anak. Mendongeng atau bercerita dipercaya sebagai metode paling tua untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak.
Efek lainnya, melalui interaksi selama kegiatan mendongeng, kedekatan antara orang tua dan anak akan semakin erat terjalin.
Deputi Bidang Pegembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryati mengatakan, usia balita hingga sekolah dasar adalah rentang waktu bagi orang tua untuk menjalin bonding atau ikatan dengan anak.
Salah satu caranya melalui kegiatan mendongeng. Smentara itu, setelah beranjak dewasa, anak akan memiliki dunianya sendiri dan peran serta intervensi orang tua relatif berkurang.
"Momen golden time itu harus dipegang oleh orang tua, di situlah orang tua bisa menumbuhkan minat, dan mimpi," katanya.
Mendongeng atau bercerita dipercaya sebagai metode paling tua untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak.
Woro melanjutkan, momen mendongeng bersama akan membekas di benak anak hingga dia dewasa. Memori baik tersebutlah yang akan merekatkan hubungan anak dengan orang tua meski dia sudah beranjak dewasa dan memiliki kehidupan sendiri.
"Saya dulu sebagai anak diceritain sampai ngantuk, eh sampai sekarang masih ingat dan saya merasa dekat dengan ayah dan ibu saya," ujar Woro.
Melalui dongeng, orang tua bisa menurunkan banyak nilai kehidupan, juga membentuk mimpi pada diri anak.
