Bisnis.com, JAKARTA - Tak ada yang menyangka kalau tahun 2019 menjadi tahun yang sangat buruk bagi YG Entertainment sebagai agensi paling bergengsi di Korea Selatan.
Di awal tahun ini tepatnya pada Februari 2019 dibuka dengan skandal kekerasan seksual yang dilakukan salah satu anggota boyband paling senior di YG Entertainment, Big Bang, yakni Seungri di klub yang dibangunnya sendiri, Burning Sun.
Kasus ini sangat mencederai nama besar YG Entertainment hingga membuat harga saham YG Entertainment anjlok hingga 14 persen.
Entah mengapa YG yang sebelumnya adalah singa di dunia hiburan Korea Selatan menjadi sangat rapuh saat itu. Padahal sebelumnya ia mampu mengubur dalam-dalam kasus kepemilikan narkotika G-Dragon dan Park Bom.
Kasus berikutnya yang terasa sangat menusuk YG Entertainment setelah dua bulan tak pernah rehat menghadapi cercaan kepolisian hingga media adalah B.I, salah satu anggota iKON yang paling produktif, ketahuan memakai narkoba berjenis LCD (Lysergyc Acid Diethylamide) yang efeknya diklaim lebih tinggi dari sabu-sabu.
Lagi-lagi pengumuman terdepaknya B.I menjadi mimpi buruk bagi YG Entertainment yang harga sahamnya kembali turun secara signifikan hingga 4,05 persen.
Tak sampai disana rupanya, nama Lee Seung Hoon juga ternyata terseret dalam kasus narkoba B.I setelah laporan yang menunjukkan kalau Lee Seung Hoon menanyakan kabar B.I kepada rekannya, Han Soo Hee, yang kemudian dibantah oleh YG Entertainment karena tidak berdasar.
Pengunduran diri CEO Yang Hyun Suk
Hal yang aneh terjadi tepat saat CEO Yang Hyun Suk mengumumkan akan meninggalkan YG Entertainment, di tengah skandal B.I, harga saham YG Entertainment naik signifikan.
CEO Yang Hyun Suk, yang membangun agensi ini dari awal mengumumkan pengunduran dirinya dari semua posisinya di YG Entertainment pada Jumat (14/6/2019).
"Untuk 23 tahun lamanya saya mendedikasikan setengah dari hidup saya dan segalanya untuk mengembangkan YG. Mendukung musik dan artis di bawah naungan kami adalah kebahagiaan terbesarku selama ini. Namun, saya akan berhenti dari semua posisiku di YG mulai hari ini. Saya berharap tidak akan ada lagi hal-hal buruk yang akan dialami selebriti di YG yang saya cintai, dan penggemar, karena saya," tulis Yang Hyun Suk dalam siaran persnya.
Dilansir dari data bursa Korea Selatan, YG sempat mencatatkan penurunan harga saham pada Jumat (14/6/2019) hingga 5,60 persen karena kasus Lee Seung Hoon dan B.I, namun di hari yang sama pula rebound mencapai 5,42 persen atau dengan kata lain pengunduran diri Yang Hyun Suk adalah sentimen positif bagi para investor.
Dikutip dari allkpop, Yoo Seong Man, pengamat dari Hyundai Securities Co. menyebutkan pengunduran diri Yang Hyun Suk adalah pilihan terbaik saat ini agar YG bisa tetap bertahan di tengah segala skandal dan kecurigaan keterlibatannya dalam kasus yang melibatkan artisnya yang bermasalah.
"Seungri tidak punya jadwal tahun ini karena ia akan segera menjalankan wajib militer. Namun absennya B.I sangat berdampak negatif bagi pemasukan YG karena dia adalah member kunci di iKON," ujar Yoo Seong Man.
Seperti yang diketahui, pendapatan terbesar agensi musik selama ini adalah konser. Nikkei Entertainment menyebutkan dalam datanya iKON berada di peringkat ke-5 di antara semua idol kpop dengan total jadwal 227.000 penampilan, dan berada di posisi pertama untuk pendapatan tertinggi dari konser bagi artis yang berafiliasi dengan YG Entertainment tahun lalu.
Tahun ini, kemungkinan BLACKPINK akan menikung iKON di posisi nomor satu semenjak grup girlband yang tenar dengan lagu Du-du-du tersebut tengah bertumbuh sangat pesat, namun iKON tetap menjadi tulang punggung boyband YG Entertainment semenjak absennya Big Bang di belantika musik negeri ginseng tersebut.
Masa depan YG Entertainment
Meski sudah tidak menjabat lagi di YG Entertainment, mantan CEO Yang Hyun Suk ternyata memiliki 16,12 persen saham YG Entertainment. Kondisi ini terlihat sangat buruk dengan kemungkinan kalau performa YG Entertainment kembali menurun.
Sebelumnya, YG Entertainment memang menerima banyak tawaran investasi dari berbagai perusahaan termasuk di antaranya perusahaan fashion ternama Louis Vuitton Moet Hennesy (LVMH) yang menginvestasikan 50 juta USD kepada YG Entertainment.
Namun jika performa YG tidak membaik, bukan tidak mungkin investasi tersebut akan berubah menjadi hutang. Jika harga saham YG Entertainment tidak membaik pada Oktober mendatang, maka dipastikan YG Entertainment harus membayarkan kembali uang tersebut berikut dengan bunganya.