Bisnis.com, JAKARTA - Berbicara mengenai wisata kesehatan, tidak bisa dilepaskan dari kesehatan tradisional unggulan atau wellness tourism.
Salah satu provinsi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wellness tourism adalah Bali dengan berbagai daya tarik wisata, kearifan lokal dan budaya yang dimilikinya.
Bahkan pengobatan tradisional Bali atau Bali Usada semakin mendunia berkat film Eat, Pray, and Love yang diperankan oleh Julia Roberts. Tak heran bila semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk bertemu dengan Balian, istilah untuk orang yang melakukan pengobatan secara tradisional.
Salah satu klinik pengobatan tradisional Bali yang cukup dikenal dan menjadi salah satu tujuan wisata kesehatan oleh para turis adalah Tirta Usada Holistic Health, miliki Tjokarda Gde Kerthyasa, salah satu keturunan bangsawan Bali yang di dalam keluarga besarnya di Puri Ubud, mengalir keturunan balian atau penyembuh.
Pria yang akrab disapa Tjok Gde tersebut mengatakan dalam beberapa dekade terakhir, Bali sudah dipandang sebagai salah satu tujuan atau pusat kesehatan holistic dunia. Namun, kesehatan holistik tersebut menurutnya tidak hanya terbatas pada ramuan atau pengobatan herbal samata, tetapi juga mendapatkan perawatan kesehatan secara utuh dan menyeluruh mulai dari fisik, emosi, mental, hingga spiritual.
“Kekuatan dari pengobatan tradisional di Bali ini adalah unsur spiritual dan autentisitasnya. Sangat otentik, dan orang-orang yang menjalani atau memberikan pengobatan di Bali ini benar-benar melakukan karena panggilan hidup, termasuk saya sendiri,” ujarnya.
Bahkan, Tjok Gde begitu serius mendalami ilmu kesehatan dengan menempuh pendidikan di University of New England untuk gelar sarjana Ilmu Kesehatan (Homeopati), dan Diploma Lanjut Homeopati di Australasian College of Natural Therapies, Sydney.
Selain itu, kekuatan lainnya dari Wellnes Tourism di Bali adalah budaya masyarakat setempat yang mensakralkan tempat-tempat suci, termasuk mata air. Seperti keluarganya yang menjadi salah satu penjaga mata air suci yang juga digunakan dalam proses pembuatan ramuan pengobatan dan bahan untuk remedi homeopati.
Meski demikian, dia berharap agar perkembangan pariwisata dan industry dapat sejalan dengan alam. Artinya, jangan sampai perkembangan tersebut menggerus alam. “Kalau pariwisata ini berjalan tanpa rem, saya khawatir ke depannya karena kalau alam sudah dibenton dengan membangun vila semuanya, maka alam akan berkurang padahal yang menjadi kekuatan dari pengobatan holistic ini adalah alam,” tuturnya.
Dia mengatakan bahwa saat ini lebih dari 50 persen pasiennya merupakan turis mancanegara yang berasal dari berbagai belahan dunia. Pengobatan holistik ini sendiri menurutnya dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
“Untuk hari ini saja ada yang datang untuk tumor otak sama efek samping pengobatan. Kita juga bisa mengobati untuk anak berkebutuhan khusus, autis, ada yang alergi, masalah hormone juga bisa, emosi, depresi, kecemasan, tipus, demam berdarah, dan lainnya. Saya melakukan juga pengobatan holiopati,” ujarnya