Bisnis.com, JAKARTA - Desainer busana muslimah mulai menonjolkan tenun-tenun nusantara dalam peragaan busana, dan menjadi rekomendasi tren pada 2020.
Indonesia memiliki sangat banyak sekali tenun. Masing-masing provinsi melahirkan kain tenun, yang juga menjadi warisan budaya leluhur setiap suku. Tenun-tenun tersebut juga memiliki nilai sejarah.
Desainer Irna La Perle, Irna Mutiara mengatakan bahwa profesinya sebagai perancang busana muslim semakin dituntut untuk bisa berkarya dengan berbagai gaya. Kali ini, Irna mengolah kain tenun nusantara dalam busana muslimahnya.
"Desain busana saya selama ini jarang menggunakan tenun. Kali ini saya memilih tenun. Menenun merupakan pekerjaan warisan dari leluhur yang masih ditekuni sebagian masyarakat daerah. Di daerah tiap-tiap daerah juga ada sosok penggiat usaha yang peduli terhadap konten lokalnya," katanya.
Irna memilih tenun Garut, karena Garut adalah tanah leluhurnya. Garut juga terkenal dengan batiknya hingga kini ada namanya Batik Garutan yang punya cirikhas motif-motif yang simpel diambil dari kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya kreativitas pegiat kain tradisional, Garut juga mengembangkan tenun, terutama tenun ATBM.
Di ajang Jakarta Fashion Trend 2019, Irna didukung oleh ITEDO membuat koleksi dengan judul Groet uit de Preanger. Kain yang digunakan tentu saja berasal dari kain lokal yang dikerjakan oleh perajin dari Garut dan kain serat alam yang dikerjakan oleh perajin Jawa Barat.
Untuk detail manik-manik, Irna menggunakan glass beads atau manik kaca dari Jombang yang terbuat dari bahan daur ulang pecahan beling atau kaca.
Sebagai kreator busana, Irna mencoba berkreasi membuat karya yang melibatkan perajin kain, perajin serat alam serta pembuat manik-manik yang berasal dari UKM (usaha kecil dan menengah), para pejuang ekonomi kreatif yang saat ini memberdayakan masyarakat. Tujuannya menggandeng pelaku-pelaku kreatif mikro adalah menggerakan roda perekonomian kerakyatan.