Ketua PB Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan di Gedung Kemenkes pada Rabu (4/12/2019) - Bisnis.com/Ria Theresia Situmorang
Health

Benarkah Penyakit Hepatitis A Tak Berbahaya?

Ria Theresia Situmorang
Kamis, 5 Desember 2019 - 07:50
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA - Kejadian Luar Biasa (KLB) penyebaran virus Hepatitis A di Depok, Jawa Barat kini sudah terindetifikasi mencapai 262 kasus. 
 
Berawal dari tersebarnya virus Hepatitis A di SMPN 20 Depok, kini Kabupaten Bogor juga di tahap waspada atas penularan penyakit ini. 
 
Namun, Ketua PB Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan menyebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penyakit Hepatitis A karena 99 persen pasien dengan penyakit ini dapat sembuh. 
 
"Kalau Hepatitis A sehabis kena langsung sembuh, kalau B cenderung kronik, bertahun-tahun tidak sembuh. Yang banyak (prevalensi) Hepatitis A. Kalau Hepatitis B, 7 persen dari seluruh penduduk Indonesia, termasuk yang tinggi. Kita lebih sibuk mengurusi yang Hepatitis B, karena yang Hepatitis A dengan (menjaga) kebersihan hilang (virusnya)," terang Irsan saat ditemui di Gedung Kemenkes, Rabu (4/12/2109). 
 
Irsan menerangkan, gejala awal Hepatitis A adalah flu meriang, mual, dan menguningnya area mata dan kulit. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk segera berkonsultasi kepada dokter untuk dilanjutkan dengan pemeriksaan tes darah. 
 
"Hepatitis A itu terjadi karena lingkungan kurang bersih, makan dari piring yang tidak bersih. Intinya kebersihan nomor satu, jadi untuk saat ini hati-hati untuk jajan dan selalu cuci tangan setelahnya. Sesuatu yang masuk dari mulut itu harus diwaspadai," sambungnya. 
 
Lebih lanjut, Irsan menuturkan hingga saat ini vaksin untuk Hepatitis A cenderung masih komersial dan sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan karena penyembuhannya yang bisa dilakukan hanya dengan beristirahat selama beberapa waktu. 
 
"Ada (vaksin) disuntik dua kali sejak usia balita tapi tidak masuk dalam program pemerintah. Untuk dewasa juga, masih komersial karena mahal, tingkat bahayanya tidak seperti hepatitis B. Hepatitis B bisa terjadi kanker jangka panjang," pungkasnya. 
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro