Bisnis.com, JAKARTA - Siapa tidak kenal Jalaluddin Rumi? Dia adalah seorang sufi asal Turki yang memiliki banyak karya tentang kehidupan dan cinta.
Jalaluddin Rumi juga seorang penyair dan penulis. Dimana karya-karya Rumi selalu memberi nasehat tentang kehidupan agar menjadi lebih baik.
Berikut 10 kutipan dari syair dan karya tulis Jalaluddin Rumi yang dijamin akan membuatmu tenang dan kuat menjalani hari demi hari.
1. Dalam kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari
Rumi mau mengatakan, dalam hidup manusia harus menanggalkan kebencian terhadap apapun dan siapapun dan menggantinya dengan cinta kasih tak terbatas seperti matahari.
2. Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati.
Rumi mau mengajarkan, jika anda menghadapi suasana tak terkendali dan membuat marah atau kesal, amsa perlu menahan diri. Sikap pengendalian diri inilah yang diungkapkan Rumi melalui sosok orang yang sudah mati.
3. Dalam hal kesederhaan dan kerendahan hati jadilah seperti bumi.
Rumi menganalogikan bumi sebagai ibu dari alam semesta, atau penyedia segala sumber daya bagi mahkluk hidup. Kerendahan hati bumi tercermin bahkan dari posisinya yang berada di bawah langit meski dia memiliki segala sesuatu, dan siap rendah hati memberi segala sesuatu.
4. Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut.
Toleransi adalah sikap hidup yang sulit diadaptasi padahal wajib dimiliki. Toleransi wajib diamalkan karena dalam hidup setiap manusia memiliki perbedaan. Maka jadilah seperti laut yang tak terbatas dalam mengupayakan hidup bersama yang harmonis dan berdampingan satu dengan yang lain.
5. Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, jadilah seperti sungai.
Seperti laut, sungai dengan unsur air ini memberi analogi pemberian kesegaran yang tak terbatas. Air akan mengalir tak henti. Rumi pun mengajarkan agar manusia mau mencontoh sikap kedermawanan dan menolong orang tiada henti seperti air sungai yang tak henti mengalir dari hulu ke hilir.
6. Selamat tinggal hanya untuk mereka yang suka dengan mata mereka. Karena bagi mereka yang suka dengan hati dan jiwa tidak ada hal seperti pemisah.
Rumi mau memberi nasehat, dalam kehidupan percintaan perpisahan karena waktu dan ruang bisa saja menimpa pasangan. Namun semua penghalang dalam hubungan bisa diatasi selama hati dan jiwa punya komitmen untuk hidup bersatu.
7. Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, kalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya.
Pernahkah hatimu bergetar karena syukur dan sukacita atau penyebab lain yang membuatmu terkejut? Demikianlah pula Rumi mencoba mengajarkan dalam tulisannya perihal getaran syukur dan sukacita hati. Apapun yang dilakukan dengan kesadaran syukur dan sukacita akan berujung hal baik untukmu.
8. Jangan berduka. Apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.
Seringkali kita masih menyimpan pedih karena kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidup. Misalnya; orangtua, kekasih, saudara, maupun pekerjaan. Rumi memberi nasehat agar kita tak larut dalam kesedihan karena apapun yang diambil dari kita akan diberikan dalam bentuk lain.
9. Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia.
Tiadakan dirimu, maka jati dirimu akan terungkap tanpa kata-kata.
Rumi mau mengingatkan, terkadang manusia perlu berdiam dan rendah hati atau memperkecil diri agar terlihat dalam dunia. Persis seperti kata pepatah, kamu tidak perlu memperkenalkan dirimu pada dunia karena mereka yang sungguh membuka hati akan mengenalimu apa adanya.
10. Luka adalah tempat dimana cahaya masuki Anda.
Terkadang dalam suasana patah hati, atau terluka anda sering kesulitan melihat bagaimana Anda bisa melalui masa sulit. Seolah anda terjebak dalam ruangan yang gelap tanpa pintu keluar. Oleh sebab itu, Rumi berpesan bahwa dalam setiap luka itulah tempat dimana cahaya atau belas kasih akan masuk dan menyembuhkan Anda selama anda mau membuka diri.
Demikianlah 10 nasehat hidup dari Jalaluddin Rumi soal hidup dan percintaan. Semoga menginspirasi Anda untuk bertahan di saat sulit dan menjadi lebih baik di masa depan.