Awam memahami bahwa transplantasi ginjal merupakan cara untuk mengatasi masalah saat ginjal gagal berfungsi. Paling tidak ketika mendengar istilah gagal ginjal asosiasi masyarakat berujung pada transplantasi ginjal./thekidneysolution.com-ilustrasi
Health

Gagal Ginjal, Apakah Transplantasi Satu-Satunya Solusi?

Saeno
Rabu, 18 Maret 2020 - 16:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Awam memahami bahwa transplantasi ginjal merupakan cara untuk mengatasi masalah saat ginjal gagal berfungsi. Paling tidak ketika mendengar istilah gagal ginjal asosiasi masyarakat berujung pada transplantasi ginjal.

Lantas, apakah transplantasi ginjal menjadi satu-satu solusi terbaik?

Selain transplantasi, dikenal pula istilah hemodialisis (cuci darah) dan CAPD (cuci perut) sebagai terapi modern untuk mengatasi masalah organ dalam tersebut.

Namun, tak jarang, keluarga khawatir dengan kondisi pasien gagal ginjal yang sedang menjalani cuci darah.

Kondisi pasien dengan badan yang mengalami pembengkakan, lemas tak bertenaga, sering ngos-ngosan bagai kehabisan oksigen bisa mendorong keluarga memikirkan solusi lain, yakni transplantasi ginjal. Terlebih, jika ada keluarga yang bersedia mendonorkan ginjalnya. Keinginan agar pasien kembali sehat menjadi dorongan bagi keluarga memberikan pengobatan terbaik.

Apakah transplantasi merupakan langkah terbaik?

Menurut dokter Erik Tapan, pemilik akun Facebook Koran Ginjal, dari tiga terapi kedokteran barat hingga saat ini, transplantasi ginjal adalah yang paling idel dibandingkan dengan hemodialisis (cuci darah) dan CAPD (cuci perut).

“Meskipun demikian, bukan berarti dengan transplantasi pasien bisa kembali sehat wal afiat seperti sediakala. Bukan pula berarti transplantasi segala masalah bisa selesai,” ujar Erik yang juga mengelola Dokter Internet di jejaring sosial Twitter ini.

Erik menyebutkan beberapa hal yang patut dipertimbangkan terkait transplantasi ginjal.

Pertama, sebelum pasien memilih opsi transplantasi ginjal perlu diperhatikan ada tidaknya donor ginjal.

“Yang paling baik memang donor dari saudara kandung atau Bapak atau Ibu. Tentu persyaratan kecocokan jaringan perlu diperhatikan,” ujar Erik, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (18/3/2020).

Masalah kedua adalah kesehatan fisik pasien.

“Jika pasien masih bengkak, ngos-ngosan, anemia, tentu bukan hal yang baik jika akan dilakukan operasi. Pasien harus dalam kondisi sesehat mungkin. Kondisi fisik harus ditingkatkan,” ujar Erik.

Pasien dengan kondisi di atas, lanjut Erik, perlu melakukan cuci darah beberapa kali. “Cairan perlu dikeluarkan, HB perlu ditambah dan hal-hal lain yang bisa meningkatkan fisik. Cuci darah sebaiknya dilakukan sesering mungkin dalam seminggu.”

Erik juga mengingatkan soal makan atau diet. Pasien yang akan menjalani transplantasi harus rajin mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi protein. “Akan sangat baik jika transplantasi dilakukan sesegera mungkin, saat tubuh masih relatif sehat.”

Prosedur yang paling ideal, ujarnya, kira-kira mendekati masa HD (hemodialisis), bisa dilakukan operasi cimino. “Saat harus melakukan HD, jangan ditunda-tunda, segera lakukan HD dan langsung persiapan transplantasi. Dengan begitu, dan ini keuntungannya, tubuh pasien masih fit.

Menurut keterangan di website alodokter.com, Cimino atau arteriovenous shunt atau arteriovenous fistula dalah prosedur operasi kecil untuk menghubungkan salah satu pembuluh arteri dengan pembuluh vena. Pembuluh arteri, yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, akan disatukan dengan pembuluh balik atau vena, yang mengalirkan darah kembali menuju jantung guna akses pembuluh darah saat cuci darah.

Daya Tahan Tubuh Berkurang

Erik mengingatkan, salah satu masalah terbesar pasien transplantasi adalah daya tahan tubuh berkurang.

“Pasien menjadi mudah terkena infeksi. Hal ini disebabkan oleh obat penekan kekebalan tubuh yang harus diminum seumur hidup pasien,” ujar Erik.

Pada pasien yang memperoleh ginjal dari saudara kandung, Ayah, atau Ibu, dosis obat bisa relatif rendah. “Dengan dosis yang rendah, komplikasi yang mungkin terjadi relatif lebih berkurang.”

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui lebih jauh.

Apa komplikasi yang bisa terjadi?

Pasien akan mudah terkena penyakit infeksi seperti flu, diare, batuk hingga TBC, Herpes, CMV, dll. Oleh karena itu pasien disarankan agar selalu menggunakan masker dan membawa hand sanitizer. Makanan terjaga higienitasnya. Selain itu, meskipun relatif kecil kemungkinannya, obat-obatan imunosupresan (penekan kekebalan tubuh) bisa menyebabkan tubuh berbulu/kumisan, jamur/panuan, katarak, diabetes hingga kanker.

Siapa saja yang cocok untuk melakukan transplantasi?

Seperti Terapi Pengganti Ginjal lainnya, opsi pilihan perlu mempertimbangkan beberapa hal. Khusus untuk transplantasi, sangatlah cocok dilakukan pada pasien yang masih produktif. Contohnya pada pasien-pasien yang masih dalam usia bekerja, pasien-pasien yang bisa bekerja di tempat bersih dan memiliki kemampuan finansial untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Begitu pula bagi para senior yang masih memiliki cita-cita untuk jalan-jalan.

Adakah batas usia ginjal untuk transplantasi?

Perlu diingat bahwa usia ginjal transplantasi itu ada batasnya. Suatu waktu bisa saja berhenti berfungsi dan kembali pasien harus melakukan cuci darah atau cuci perut. Semakin cocok ginjal transplantasinya (umumnya ginjal yang berasal dari saudara kandung, ayah, ibu), semakin kecil dosis obat penekan kekebalan tubuh yang diminum, semakin lama  usia ginjal transplantasi bertahan. Sejauh ini ada yang sudah bertahan hingga 30-an tahun.

Seberapa cepat ginjal transplantasi bertahan?

Bisa hanya dalam beberapa hari. Pasien terpaksa harus dioperasi lagi untuk mengangkat ginjal yang ditransplantasi karena ditolak tubuh (istilahnya: reject) hanya beberapa hari sesudah operasi transplantasi. Jika sudah puluhan tahun baru mengalami reject, umumnya ginjal transplantasi dibiarkan dalam tubuh pasien selama tidak mengganggu.

Apa yang harus disiapkan jika ingin melakukan transplantasi ginjal:

  • Persiapkan proses transplantasi sejak sebelum HD
  • Usahakan tubuh dalam keadaan fit
  • Hindari sebisa mungkin transfusi darah
  • Jaga higienitas diri dan lingkungan terutama 6 bulan pertama pascaoperasi
  • Jangan sering jajan
  • Hindari herbal /suplemen imunobooster
  • Persiapkan dana yang cukup, baik sebelum transplantasi, selama proses transplantasi dan pascatransplantasi
  • Minum obat teratur, rutin dan jangan terlewatkan
  • Jangan merokok atau minum alkohol
  • Istirahat dan olahraga cukup
  • Segera pindah tempat tinggal jika ada tetangga yang merenovasi rumah
  • Hindari bertemu dengan mereka yang flu atau batuk-batuk
  • Gunakan masker dan hand sanitizer
  • Banyak berdoa

Apa keuntungan transplantasi ginjal?

Dengan melakukan transplantasi, pasien bisa bebas beraktivitas layaknya orang sehat. Makan dan minum tidak dibatasi. Tidak ada keharusan sering-sering ke rumah sakit lagi.

Namun, di luar itu semua, menjaga ginjal Anda adalah hal yang terbaik. Lakukanlah Medical Check up Ginjal. “Minimal setahun sekali,” ujar Erik sambil menyebut momen Hari Ginjal Sedunia sebagai contoh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro