Seorang pria mengenakan masker di Times Square, New York./Bloomberg-John Nacion/STAR MAX/IPx via AP Photo
Health

AS Izinkan Hydroxychloroquine untuk Obati Pasien Virus Corona

Nirmala Aninda
Senin, 30 Maret 2020 - 19:21
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Obat yang selama ini digunakan untuk menyembuhkan malaria dan didukung oleh Presiden Donald Trump untuk melawan pandemi virus corona telah mendapat lampu hijau dari regulator Amerika Serikat.

Dilansir Bloomberg pada Senin (30/3/2020), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberikan izin penggunaan darurat untuk Hydroxychloroquine dan obat malaria terkait, Chloroquine.

FDA diketahui dapat mengesahkan penggunaan darurat obat-obaatan ketika tidak ada alternatif yang tersedia dan ketika manfaat produk tersebut lebih besaar dari risikonya.

Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar mengemukakan bahwa pihaknya telah menerima 30 juta dosis obat Hydroxychloroquine dari unit usaha Novartis AG, Sandoz, melalui pernyataan yang disampaikan pada Minggu (29/3/2020), waktu setempat.

Hydroxychloroquine memberikan hasil yang menjanjikan namun kurang meyakinkan dalam uji coba kecil mengenai efeknya untuk menyembuhkan Covid-19.

Meskipun Trump mengatakan bahwa obat itu aman, ada efek samping yang signifikan. Beberapa orang menjadi sakit, dengan satu kematian dilaporkan, setelah mengkonsumsi berbagai versi obat tersebut untuk mencoba menangkal penyakit baru ini.

Trump mengatakan 1.100 pasien di kota New York mendapatkan perawatan menggunakan Hydroxychloroquine Saat kasus global melonjak melewati 700.000, kota ini muncul sebagai salah satu titik dengan penyebaran pandemi terparah.

"Mari kita lihat cara kerjanya [Hydroxychloroquine]. Mungkin [akan memberikan efek], mungkin tidak," ujar Trump pada pidato hariannya di Gedung Putih akhir pekan lalu, dikutip melalui Bloomberg, Senin (30/3/2020)

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan penggunaan opsi pengobatan yang belum terbukti terhadap penanganan virus corona.

"Sejarah kedokteran dipenuhi dengan contoh-contoh obat yang bekerja secara teori atau percobaan tetapi tidak bekerja pada manusia atau justru sebenarnya berbahaya," katanya.

Tergesa-gesa menggunakan sebuah obat yang dipercaya efektif untuk menyembuhkan virus corona juga dapat menyebabkan kelangkaan bagi pasien-pasien dengan penyakit yang biasanya mengunakan oleh obat-obatan tersebut.

India, salah satu produsen obat-obatan terbesar dunia, telah melarang ekspor Hydroxychloroquine guna menjaga pasokan yang dibutuhkan untuk memerangi malaria di negaranya.

Penulis : Nirmala Aninda
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro