Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis kuliner menjadi peluang bagi Anda yang ingin memulai berdikari dan mendapatkan cuan dari berjualan makanan.
Unilever Food Solutions (UFS), unit Business to Business (B2B) dari Unilever hari ini, Kamis (17/07/2025), resmi meluncurkan “Future Menu 2025” di Indonesia sebagai panduan strategis bagi pelaku industri kuliner untuk menjawab pergeseran preferensi konsumen masa kini.
Raditya Beer, selaku Country Marketing Manager Unilever Food Solutions Indonesia menjelaskan Future Menu 2025 merupakan tren global yang diadaptasi secara lokal, didukung oleh riset mendalam dari 250 chef UFS di seluruh dunia, serta feedback dari ribuan Chef profesional di berbagai belahan dunia.
“Kita bangga menghadirkan edisi ketiga tren Future Menu di Indonesia, dengan harapan dapat mendukung kuliner dan bisnis mitra kita untuk lebih sukses sebagai mitra strategis kami, Unilever Food Solutions," ujar Raditya, Kamis (18/7/2025).
Chef Ronald Tokilov mengatakan saat ini banyak generasi sekarang yang suka hobi masak, tapi mereka tidak tahu tujuan dia di dapur itu seperti apa. Ini semacam kompas atau semacam direction untuk para pelaku kuliner atau pelaku bisnis kuliner.
Ini tren menu kuliner:
1. Street Food Couture
Berdasarkan data Rakuten, 79% dari masyarakat Indonesia memilih street food saat makan di luar rumah , memperlihatkan bahwa cita rasa kaki lima masih jadi favorit banyak kalangan.
Dalam ‘Future Menu 2025’, tren Street Food Couture mengangkat pesona kasual dan unsur eksplorasi khas street food dengan pendekatan yang lebih premium, menggabungkan bahan-bahan berkualitas tinggi dan teknik memasak yang lebih terampil. Diharapkan hal ini dapat mendorong Chef dan pebisnis kuliner membuat kreasi hidangan yang khas menjadi lebih istimewa dengan bahan-bahan premium dan plating yang menggugah selera.
Gun Gun Handayana, Executive Chef UFS, menjelaskan bahwa Street Food Couture siap membawa street food Indonesia ke level berikutnya.
“Tidak hanya me-level up dari sisi ingredients saja, kita juga meningkatkan dari sisi side dish-nya,” ungkap chef Gun.
2. Culinary Roots
Culinary Roots berangkat dari mulai bertumbuhnya minat konsumen akan pengalaman bersantap yang kaya nilai budaya. Karena kekayaan kuliner Indonesia menyimpan potensi besar untuk terus dieksplorasi, tren ini merayakan dan menghidupkan kembali kuliner daerah yang kurang dikenal, dengan mengangkat kekayaan rempah nusantara dan teknik memasak tradisional.
Tren ini menjadi ‘panggilan’ bagi para Chef dan pebisnis kuliner untuk menjaga keaslian cita rasa sambil terus berinovasi, agar warisan budaya tetap relevan bagi konsumen masa kini.
3. Borderless Cuisine
Borderless Cuisine menawarkan pilihan untuk pelanggan yang ingin menikmati hidangan bergaya Western atau Kontinental, tapi tetap ada sentuhan rasa Indonesia di setiap suapan. Bukan sekadar mengombinasikan rasa, tapi juga menyatukan kekayaan kuliner dari berbagai budaya ke dalam sajian penuh kelezatan.
“Jadi dalam satu dish ada dua budaya yang berbeda, misal ada masakan Italia tetapi ada rasa Indonesia, “ jelas chef Gun.
4. Diner Designed
Personalisasi kini menjadi elemen penting dalam menciptakan sebuah pengalaman kuliner. Khususnya bagi Gen Z, mereka menyukai hidangan yang tidak hanya sesuai dengan selera pribadi, tetapi juga mampu merepresentasikan gaya hidup yang adventurous.
Bagi para Chef dan pebisnis kuliner, hal ini bukan hanya sebuah tren, tapi menjadi motivasi dalam memberikan pengalaman kuliner yang berbeda sehingga pelanggan dapat merasakan pengalaman imersif yang membuat momen bersantap menjadi lebih mengesankan. (Muhamad Ichsan Febrian)