Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 ternyata tidak berdampak signifikan pada penjualan retail fesyen dan aksesori mewah, Hermes dan Chanel.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/2/2020), para kolektor tas mewah diketahui tidak menghentikan perburuan mereka pada produk merek kenamaan asal Prancis tersebut.
Max Bittner, Chief Executive Officer Vestiaire Collective, salah satu situs jual-beli produk fesyen dan aksesori mewah, mengatakan bahwa harga jual tas Hermes dan Chanel terpantau stabil sejak awal pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan ekonomi.
Bahkan, ada banyak kolektor tas dan aksesori yang menjual kembali koleksi mereka secara daring untuk memperoleh keuntungan karena harga pasar yang masih bersaing.
"Pada prinsipnya barang-barang ini memiliki nilai," kata Co-Founder Prive Porter Jeffrey Berk.
Menurutnya, penjualan produk fesyen dan aksesori mewah melalui situs jual beli fesyen terpantau terus meningkat.
Namun, tidak dipungkiri bahwa kondisi pandemi yang menyebabkan perekonomian terpuruk juga menjadi alasan beberapa orang menjual kembali koleksi fesyen mereka, salah satunya produk Hermes. Pasalnya, jumlah produk Hermes di pasar tidak meningkat lantaran pabriknya ditutup sementara.
Bukti lain bahwa pasar produk fesyen mewah tetap terjaga adalah keberhasilan Vestaire Collective memutar uang senilai 59 juta euro (US$64 juta) yang diumumkan baru-baru ini.