Bisnis.com, JAKARTA -- Pola asuh permisif, juga dikenal sebagai pola asuh yang memanjakan, adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan daya tanggap yang tinggi dan tuntutan yang rendah.
Orang tua permisif sangat responsif terhadap kebutuhan emosional anak. Tetapi mereka tidak menetapkan batasan atau sangat tidak konsisten dalam menegakkan batasan. Pola pengasuhan ini sangat buruk bagi anak-anak.
Dikutip dari Parenting for Brain, berikut adalah karakteristik dan contoh pengasuhan permisif:
1.Responsif
Orang tua yang permisif responsif terhadap kebutuhan anak-anak mereka.
2.Pola asuh yang memanjakan
Orang tua yang sabar dan permisif jarang mengatakan tidak terhadap tuntutan anak-anak mereka. Mereka juga dapat menggunakan mainan atau makanan sebagai suap untuk membuat anak-anak mereka berperilaku.
3.Orang tua terlalu lunak
Orang tua yang permisif bersikap lunak dan terlalu lemah. Mereka tidak menyukai kontrol dan otoritas atas anak-anak mereka. Mereka tidak memantau atau membimbing perilaku anak-anak mereka. Mereka memiliki sangat sedikit aturan dan standar perilaku. Ketika ada aturan, mereka tidak ditegakkan secara konsisten.
4.Perlakukan anak-anak mereka lebih seperti teman sebaya atau teman daripada anak-anak
Orang tua yang permisif ingin anak-anak mereka melihat mereka sebagai teman daripada figur otoritas.
5.Kebebasan anak-anak tidak bertanggung jawab
Orang tua yang permisif menempatkan tanggung jawab yang sangat kecil, seperti pekerjaan rumah atau pekerjaan rumah, pada anak-anak mereka.
6. Membiiarkan anak-anak membuat keputusan besar
Para ahli perkembangan anak mengakui bahwa pola asuh permisif adalah salah satu gaya pengasuhan terburuk di antara empat gaya pengasuhan Baumrind. Orang tua yang permisif umumnya tidak memantau atau mengatur anak-anak mereka. Akibatnya, penelitian telah menemukan bahwa anak-anak dari orang tua permisif cenderung berjuang dengan kontrol diri, yang mengarah ke berbagai hasil buruk.
Salah satu contohnya adalah orang tua yang permisif tidak mengontrol atau mengatur perilaku anak-anak mereka. Jadi anak-anak mereka kurang sadar akan batas perilaku yang dapat diterima. Mereka juga menunjukkan kontrol impuls yang lebih buruk dan memiliki lebih banyak masalah perilaku. Saat menghadapi situasi yang penuh tekanan, mereka lebih cenderung menggunakan agresi.
Pola asuh permisif dapat menyebabkan sejumlah hasil buruk pada anak-anak.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda gunakan untuk membalikkan keadaan.
1.Biarkan anak-anak Anda (dan pasangan / orang tua) tahu bahwa Anda akan mengadopsi gaya pengasuhan yang otoritatif mulai sekarang. Yakinkan mereka bahwa Anda akan tetap hangat dan responsif terhadap kebutuhan mereka seperti sebelumnya, tetapi sekarang ada aturan dan batasan yang akan Anda terapkan.
2.Libatkan anak-anak dalam membuat aturan
Adakan pertemuan keluarga untuk membahas aturan apa yang dibutuhkan. Tanyakan pendapat mereka dan diskusikan pro dan kontra. Tetapi Anda memiliki keputusan akhir.
3.Putuskan konsekuensi untuk melanggar aturan
Perlu ada konsekuensi yang jelas dan masuk akal untuk melanggar aturan. Ingatlah untuk menggunakan konsekuensi alami untuk disiplin (bukan untuk menghukum).
4.Melaksanakan
Ini adalah area yang banyak orang tua permisif lenyap ketika mereka mencoba untuk melepaskan kebiasaan permisif mereka. Jika Anda terbiasa menjadi orang tua yang “baik”, itu bisa menjadi perjuangan tidak hanya untuk anak-anak Anda, tetapi juga untuk Anda.
Itulah alasan lain mengapa menggunakan konsekuensi alami sangat penting. Anda tidak perlu bersikap tidak baik atau menjadi orang yang "jahat". Anda hanya mengajari anak-anak Anda perilaku baru dengan membiarkan mereka mengalami konsekuensi alami. Tujuannya adalah untuk mengajar, bukan untuk menghukum.
Ingat, menjadi konsisten adalah salah satu aspek paling penting dari pengasuhan resmi yang memungkinkan hasil terbaik dalam pengasuhan anak-anak Anda.