Petugas medis bersiap memeriksa masyarakat di Michigan Health Professionals Covid-19 melalui fasilitas pengujian di Millennium Medical Group di Farmington Hills, Michigan, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020). Menurut data departemen kesehatan kota menunjukkan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi dari Detroit terus meningkat lebih dari 5.500 pasien  dan 221 diantaranya meninggal. Bloomberg/Emily Elconin
Health

Gabungkan Tes Virus Corona dan Antibodi, CDC Dinilai Ngawur

Dionisio Damara
Sabtu, 23 Mei 2020 - 12:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dinilai ngawur dalam penggabungan hasil dari tes virus corona dan antibodi, sehingga memberi gambaran yang tidak akurat tentang keadaan pandemi di Amerika Serikat.

Dilansir dari The Atlantic, CDC telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan pencampuran hasil tes virus dan antibodi. Padahal kedua tes tersebut mengungkapkan informasi yang berbeda dan digunakan untuk alasan yang berbeda.

Di sisi lain, penggabungan tes tersebut menurunkan sejumlah metrik penting dalam pengujian, sehingga dapat menurunkan kasus positif Covid-19 secara dramatis karena kecilnya kemampuan dalam mendeteksi wabah.

"Anda pasti bercanda, Bagaimana CDC bisa melakukan kesalahan itu? Ini berantakan,” ujar Profesor Kesehatan Global di Harvard dan direktur Institut Kesehatan Global Harvard, Ashish Jha saat ditanya mengenai langkah yang diambil CDC, beberapa waktu lalu.

Ashish mengatakan penggabungan dua tes tersebut akan mengaburkan informasi, sehingga memengaruhi respons Amerika Serikat (AS) terhadap pandemi virus corona.

Sebab, tes virus corona diambil dengan sampel usap hidung atau air liur untuk mencari bukti langsung dari infeksi virus. Sementara tes antibodi sebaliknya. Tes itu menggunakan sampel darah untuk mencari sinyal biologis bahwa seseorang telah terpapar virus di masa lalu.

“Tes virus adalah untuk memahami berapa banyak orang yang terinfeksi, sementara tes antibodi seperti melihat di kaca spion. Kedua tes ini adalah sinyal yang sangat berbeda,” ucapnya.

Menurut catatan The Atlantic, dengan penggabungan tersebut, CDC telah membuat AS dan lembaga kesehatan di negara lain mengambil kebijakan dari data yang sembarangan.

“Ini bukan hanya kesalahan teknis. Negara-negara telah menetapkan pedoman kuantitatif untuk membuka kembali ekonomi mereka berdasarkan pada titik data yang cacat ini,” tulis laporan tersebut.

Di AS, sejumlah negara bagian seperti Texas, Pennsylvania, dan Georgia telah membuka kembali kegiatan perekonomian dengan data yang diambil dari penggabungan dua tes tersebut. Stasiun radio publik WLRN di Miami, Florida, pertama kali melaporkan bahwa CDC sedang mencampur hasil tes virus dan antibodi.

Kristen Nordlund, juru bicara CDC, mengatakan dimasukkannya data antibodi di Florida merupakan salah satu alasan mengapa CDC dapat melaporkan ratusan ribu tes lebih banyak di dibandingkan pemerintah negara bagian lain. Namun, dalam email yang ditujukan kepada The Atlantic, agensi akan memisahkan hasil tes virus dan antibodi dalam beberapa minggu ke depan. 

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro