Bisnis.com, JAKARTA -- Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan, perusahaan dianjurkan untuk mengurangi jumlah karyawan yang bekerja dari kantor guna meminimalisir potensi penularan virus corona.
Seperti yang diketahui, sebagian besar perkantoran, khususnya di kota-kota besar menerapkan konsep open space serupa dengan co-working space.
Setelah pandemi berakhir dan PSBB dilonggarkan, apakah pengelola gedung dan pengelola co-working space harus melakukan perubahan drastis?
Cosmas Gozali, arsitek dan founder Atelier Cosmas Gozali, menuturkan bahwa co-working dan co-living space dapat berjalan seperti biasa, begitu pula dengan kantor-kantor yang menerapkan konsep open office.
"Keberadaan co-working dan co-living space tetap akan diminati namun ada protokol yang harus diterapkan dan diikuti oleh semua pihak terkait baik itu pengelola maupun pengguna ruangan tersebut," ujar Cosmas pada kesempatan diskusi yang ditayangkan secara langsung melalui akun instagram Bisnis Indonesia, Rabu (3/6).
Kebutuhan ruang semakin tinggi, namun ketersediannya terbatas dan mahal. Sehingga permintaan untuk co-working dan co-living space serta konsep open office akan tetap populer dan diminati.
Sementara itu, untuk melakukan renovasi di tengah tekanan ekonomi seperti saat ini mungkin akan menjadi pilihan sulit bagi pengelola kantor.
Menurut Cosmas, ada beberapa alternatif yang lebih sederhana agar ketika nanti kenormalan baru berlangsung, pekerja dapat kembali ke kantor dengan rasa aman.
Yang harus dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dan prosedur kebersihan yang lebih disiplin dari sebelumnya.
Lakukan temperature check di lobi, fasilitasi saran disinfektan dan jangan lupa cuci tangan. Dari segi biaya, tutur Cosmas, ini lebih murah. Bisa juga menggunakan pembatas dari mika antar meja. Yang terpenting adalah kesadaran dari masing-masing orang.
"Ke depan, kita harus berpikir lebih inovatif dari ini. Lebih ke bagaimana menciptakan sistem kantor yang fleksibel karena situasi kerja dapat berubah kapan saja," katanya.
Tidak ada konsep yang permanen dan saklek. Jika manusia perilaku manusia dapat beradaptasi, begitupula dengan desain ruang kerja dan hunian.