Bisnis.com, JAKARTA – Pasien penyakit virus corona (Covid-19) asal negara-negara Asia Selatan memiliki kecenderungan lebih besar untuk meninggal di rumah sakit di Inggris ketimbang pasien-pasien dari kelompok etnis lain.
Data dari 34.986 pasien Covid-19 yang dirawat di 260 rumah sakit di Inggris menunjukkan tidak adanya perbedaan antar kelompok etnis pada tahap-tahap awal penyakit ini.
Namun, etnis minoritas dari semua latar belakang lebih cenderung membutuhkan perawatan kritis dan ventilator ketimbang orang kulit putih begitu menjalani perawatan di rumah sakit, menurut sebuah studi.
Setelah dirawat di rumah sakit, pasien asal negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Bangladesh memiliki 20 persen kecenderungan lebih besar untuk meninggal daripada kelompok etnis lain. Hal ini sebagian dijelaskan oleh lebih tingginya tingkat diabetes yang sudah diderita.
“Populasi Asia Selatan di rumah sakit terlihat sangat berbeda dengan populasi kulit putih,” ujar Profesor Ewen Harrison dari University of Edinburgh, kepada BBC, Jumat (19/6/2020).
“Mereka rata-rata 12 tahun lebih muda, itu perbedaan besar, dan mereka cenderung tidak menderita demensia, obesitas atau penyakit paru-paru, tetapi tingkat diabetes yang sangat tinggi,” tambahnya.
Temuan itu disebut memiliki implikasi-implikasi penting untuk kebijakan kesehatan publik, mengingat banyak warga asal Asia Selatan bekerja di posisi pelayanan kesehatan garis depan.
“Etnisitas harus diperhitungkan dalam memprioritaskan perawatan pencegahan dan kebijakan vaksinasi di masa depan,” demikian menurut laporan tersebut, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (19/6/2020).
Data pemerintah menunjukkan masyarakat etnis Asia Selatan membentuk lebih dari 5 persen populasi Inggris, sementara 10 persen dari pekerja Layanan Kesehatan Nasional adalah etnis Asia non-China, persentase terbesar setelah orang kulit putih.
Penelitian ini dipublikasikan ketika Inggris telah mencatat lebih dari 42.000 korban jiwa akibat Covid-19, terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.