Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman flu babi jenis baru (G4 EA H1N1) dari China.
Flu babi dengan varian genotipe (G4) tersebut telah beredar pada populasi babi-babi di China.
Virus G4 adalah hasil mutasi dari G1. Virus jenis ini dpt melekat pada reseptor dan menyerang saluran nafas manusia, bisa melekat di jaringan trakea manusia dan bisa menginfeksi sel epitel saluran nafas manusia. Setelah masuk ke sel-sel manusia, lalu berkembang biak dan menyebar disana.
Virus baru ini dapat menular melalui tetesan air liur atau kontak dekat. Temuan ini berdasarkan percobaan terhadap Hewan Ferret (sejenis musang) yang terinfeksi G4 dapat menularkannya via tetesan air liur atau kontak langsung.
Virus G4 tidak dapat diproteksi oleh vaksin flu yang ada, mengingat strainnya yang berbeda. Untuk itu, diperlukan pengembangan vaksin baru untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Apakah sudah ada penularan dari manusia ke manusia? Untuk saat ini belum ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia. Adapun yg paling berisiko terinfekai varian G4 adalah orang-orang yg bekerja/menjalani aktivitas harian bersama babi (peternak, pekerja di industri babi).
Di Indonesia sendiri, belum ditemukan kasus flu babi varian G4. Kendati belum ada kasus, masyarakat maupun mereka yang bekerja dengan babi diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan flu babi diantaranya :
1. Menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit dan menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja dengan babi.
2. Menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang berhubungan dengan babi (kandang babi, pasar babi dan tempat pemotongan babi)
3. Lakukan desinfeksi, cuci tangan pakai sabjn dan menjaga kebersihan perorangan
4. Melakukan vaksinasi hewan
Apa aja upaya yang dilakukan @KemenkesRI untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap flu babi varian G4 di Indonesia?