Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa
Health

New Normal, Masyarakat Perlu Jalani Tes PCR

Krizia Putri Kinanti
Jumat, 10 Juli 2020 - 15:57
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar, jumlah kasus positif Covid-19 terus mengalami peningkatan.

Meski demikian, data jumlah kasus positif penderita virus ini di Indonesia pun belum mempresentasikan kondisi riil. Karena itu, aksi cepat dan akurat dibutuhkan guna menanggulangi peningkatan kasus secara signifikan dan mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi gelombang kedua kasus Covid-19 di Indonesia.
 
Dengan diberlakukannya masa PSBB transisi di beberapa daerah di Indonesia, kini masyarakat mulai kembali beraktivitas dan memasuki era tatanan hidup baru atau yang disebut new normal.

Sejak semula, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengungkapkan pentingnya sinergi dan aksi seluruh pihak untuk mengatasi wabah ini. Saat ini semangat gotong-royong dan solidaritas berbagai pihak dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menetapkan target bagi masyarakat untuk melakukan tes PCR sebanyak 20.000 tes per hari, untuk terus mengungkap jumlah penyebaran virus yang terjadi.
 
dr. Budiman Kharma Pemerhati Genomik dan Molekuler, Dokter Peneliti di The Jikei University School of Medicine, Tokyo, menjelaskan bahwa memasuki fase tatanan hidup baru atau yang disebut new normal, sangat penting untuk dapat mengetahui apakah seseorang negatif dari penularan Covid-19.

Saat ini yang harus menjadi perhatian khusus bagi seluruh masyarakat adalah kesadaran terhadap penularan virus ini karena tak semua yang positif menunjukkan gejala.
 
Menurutnya, ada dua sisi yang harus dilihat dalam melakukan penyebaran Covid-19, yaitu orang yang terinfeksi harus melakukan isolasi diri, kemudian orang yang merasa sehat juga perlu selalu waspada dan tetap menjaga protokol kesehatan karena bisa saja ternyata terinfeksi namun tidak memperlihatkan gejala apapun.

"Oleh karenanya PCR sebagai metode pengetesan yang paling akurat perlu dilakukan tidak hanya kepada orang yang sakit melainkan juga orang yang sehat. Inilah paradigma yang perlu kita bangun untuk memutus penyebaran Covid-19, di saat masyarakat kembali sibuk dan beraktivitas setiap hari," ujarnya dalam siaran resmi yang diterima Bisnis, Jumat (10/7/2020).
 
Meskipun kini rapid test banyak dilakukan untuk mendeteksi virus corona, namun tes ini hanyalah pemeriksaan penyaring, guna mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG[1] yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus corona. Itupun akan terdeteksi 2-4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Hingga saat ini, metode yang dinilai paling akurat untuk mendeteksi virus corona pada kondisi saat ini adalah dengan realtime PCR (Polymerase Chain Reaction).

Metode ini dapat menentukan bahwa seseorang terinfeksi virus dengan menemukan materi genetik virus tersebut.

“Alasan lainnya mengapa PCR lebih baik dari rapid test karena untuk menentukan seseorang terpapar virus corona tentunya dengan menemukan virusnya. PCR adalah cara terbaik saat ini untuk menemukan materi genetik virusnya, sedangkan rapid test hanya menemukan antibodi terhadap virus. Ini adalah dua hal yang berbeda. Untuk itu, PCR dapat memberikan hasil akurat dalam waktu yang relatif tidak lama, maka ini menjadi metode pemeriksaan yang sangat reliable," tuturnya.
 
Diharapkan tes PCR dapat menjadi urgensi yang harus dilakukan masyarakat karena kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Semakin banyak masyarakat yang melakukan tes PCR, maka pemerintah pun bisa semakin cepat melakukan penanganan yang tepat agar Indonesia bisa kembali sehat.

Tidak hanya itu, hal ini dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah ataupun institusi yang akan memulai kembali aktivitasnya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman, di saat roda ekonomi kembali berjalan.
 
Dengan mempertimbangkan besar dan tersebarnya populasi masyarakat Indonesia dibandingkan dengan jumlah pengetesan PCR yang ditargetkan pemerintah, tentunya dibutuhkan bantuan dari seluruh pihak agar akses terhadap pengetesan ini semakin luas dan menjangkau banyak orang. Selain itu, kapasitas laboratorium pengetesan PCR pun harus ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan dalam jumlah yang masif serta hasil yang cepat.
 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro