Bisnis.com, JAKARTA – Dalam komunitas medis, ada banyak penelitian yang mengonfirmasikan bahwa rasisme tak hanya merupakan penyakit masyarakat tetapi juga berdampak pada krisis kesehatan, yang sulit diabaikan dengan kedatangan Covid-19.
Data dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan perbedaan mencolok antara garis ras dalam hasil kesehatan terkait pandemi virus corona baru. Angka kematian untuk orang kulit hitam dan hispanik secara signifikan di setiap kategori umur.
Perbedaan tersebut terutama terlihat pada masyarakat yang lebih muda. Tingkat kematian orang kulit hitam dan hispatik atau latin usia 45-54 tahun setidaknya enam kali lebih tinggi daripada tingkat kematian orang kulit putih.
Para peneliti menilai salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah geografi masyarakat, yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, ada banyak faktor lain yang berpengaruh.
Stres dan Racun Sosial Memengaruhi Kesehatan Fisik
Sebuah penelitian yang dirilis pada Februari dari Auburn University menemukan bahwa rasisme menyebabkan stres berkelanjutan di antara sekelompok orang Afrika-Amerika, yang pada gilirannya menyebabkan penuaan sel.
David Chae, yang memimpin penelitian tersebut menyatakan bahwa rasis merupakan racun sosial yang tertanam ke tingkat sel. Hal ini membantu menjelaskan kenapa pria kulit hitam memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek daripada pria kulit putih.
Sementara itu Wizdon Powell, direktur Health Disparities Institute mengatakan ada banyak komponen sosial lainnya terkait kebijakan, praktik, dan prosedur yang mengatur dan membahayakan orang-orang kulit hitam.
“Ada lebih dari cukup bukti untuk menegaskan bahwa rasisme dalam semua bentuknya memiliki dampak merugikan yang signifikan atau implikasi bagi kesehatan orang kulit hitam di Amerika,” katanya seperti dikutip Healthline, Selasa (14/7/2020).
Dampak rasisme terhadap kesehatan berpengaruh pada kondisi fisik dan mental. Mengalami tindakan seperti profil rasisme atau agresi mikro dapat menyebabkan risiko depresi, kegelisahan, dan trauma yang tinggi bagi orang kulit hitam.
Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan dari UCLA dan University of Southern California menunjukkan bahwa efek toksis stres yang disebabkan oleh rasisme dapat memicu respons sistem kekebalan yang meningkatkan peradangan kronis.