Bisnis.com, JAKARTA -- Gelombang kedua Covid-19 membuat cemas masyarakat sehingga imunisasi dan vaksin sangat diperlukan.
Secara umum, masyarakat sudah memahami untuk mencegah virus menyerang tubuh maka manusia harus memiliki sistem imun yang kuat. Adapun cara mendorong sistem imun yang kuat adalah dengan melakukan imunisasi maupun vaksinasi.
Menurut Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada masa kini, imunisasi diberikan pada orang sehat dan bisa juga diberikan pada keadaan khusus, termasuk dalam masa pandemi.
Dia menjelaskan, imunisasi berbeda dengan vaksinasi yang diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap antigen. Sehingga bila terpapar antigen yang sama, tubuh orang tersebut sudah punya zat kekebalan sehingga tidak terserang penyakit.
Dia memerinci, imunisasi bersifat pasif karena hanya melakukan transfer antibodi, berbeda dari vaksinasi yang bersifat aktif memproduksi antibodi. Dalam upaya meningkatkan imunitas, masa pandemi ini juga mendorong terapi plasma dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19.
“Ini sebetulnya bentuk pemberian imunitas pasif dengan memberikan antibodi dari orang lain, karena tubuh orang tersebut tidak mendapat atau menerima, imunitas aktif membentuk imunitas sendiri,” terangnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu dalam webinar menyoal vaksinasi.
Oleh sebab itu, seiring dengan perubahan kondisi fisik maupun kondisi eksternal seperti iklim dan suhu, penting bagi orang dewasa untuk melakukan imunisasi dan vaksinasi.
Apalagi, proses imunisasi bagi orang dewasa di Indonesia sudah berlangsung sejak 2003, dan per 2017 sudah diterbitkan pula Buku Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa.
Sementara itu, dalam webinar yang sama dr. Suzy Maria, SpPD, Dokter Penyakit Dalam RSCM menambahkan, selama masa pandemi ini para orang dewasa harus tetap mengutamakan jadwal imunisasi dan vaksinasi sesuai anjuran dokter.
Apalagi bagi sebagian orang dewasa yang memerlukan imunisasi sebagai syarat pekerjaan dan keluar kota atau keluar negeri.
Dia memerinci ada beberapa jenis vaksinasi dengan indikasi umum yang diperlukan bagi orang dewasa yaitu; influenza, pneumokok untuk usia di atas 50 tahun, tetanus difteri pertussis, vaksin hepatitis B, vaksin HPV bagi wanita di bawah 55 tahun dan pria yang masih di bawah 26 tahun, vaksin herper zoster untuk usia di atas 50 tahun, vaksin MMR (Mumps, Measlers, dan Rubella), vaksin varicela atau cacar air, vaksi hepatitis A, dan vaksin tifoid. Sebaliknya, jenis vaksin dengan indikasi khusus bagi orang dewasa misalnya rabies dan polio.
“Nah, selama pandemi ini vaksin yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah; influenza, pneumokok, dan pertussis,” ujar Suzy.
Dia menyebutkan, tiga jenis vaksin ini bukanlah vaksin baru. Ketiganya adalah vaksin lama yang sejak dulu sudah tersedia, namun dengan adanya pandemi tim medis pun mendorong pemberian vaksin ini.
Suzy beralasan pemberian tiga vaksin ini penting karena berkaitan dengan masalah pernafasan dan bisa menyebabkan penyakit di saluran pernapasan yang membuat rentan terhadap virus.
“Ada orang yang berisiko tinggi tanpa vaksin flu. Jadi ini sangat dianjurkan bagi penderita penyakit kronis, usia saat muda, usia lanjut, ibu hamil, dan tenaga kesehatan,” ungkap Suzy.