Bisnis.com, JAKARTA - Desainer muda Indonesia Greta Elsa Nurtjahja dari Universitas Pelita Harapan jadi Pemenang Utama dalam
Asia Young Designer Awards 2020 kategori Desain Interior.
Dia menang berkat karyanya rumah kopi
yang mengadaptasi unsur lokal Kampung Buni Kasih, Jawa Barat.
Kompetisi Asia Young Designer Awards (AYDA) Summit yang ke-13 dengan tema “Forward: A Sustainable Future” itu diikuti sebanyak 26 mahasiswa/i Arsitektur dan Desain Interior dari 15 negara.
Pada AYDA Summit tahun ini, Indonesia diwakili oleh dua mahasiswa, untuk kategori Arsitektur diwakili oleh Febri Aji Prasetyo dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan Greta Elsa Nurtjahja dari Universitas Pelita Harapan untuk kategori Desain Interior.
Para dewan juri AYDA Summit telah menobatkan Greta Elsa Nurtjahja dari Indonesia sebagai pemenang utama kategori Desain Interior dan Lin Honghan dari China sebagai pemenang utama kategori Arsitektur. Kedua pemenang utama ini mendapatkan beasiswa senilai USD 10.000 di Harvard Graduate School of Design di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
Chief Executive Officer (CEO) Decorative Paints Nippon Paint Indonesia, Jon Tan pada malam penghargaan AYDA Summit mengungkapkan bahwa tema kompetisi tahun ini diharapkan memotivasi para desainer muda untuk menciptakan konsep desain berkelanjutan yang dapat menjawab berbagai tantangan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Kami bangga atas pencapaian Greta Elsa Nurtjahja dari Universitas Pelita Harapan yang menjadi warga negara Indonesia pertama memenangkan Asia Young Designer of The Year di ajang International AYDA Summit 2020, sekaligus meraih beasiswa di Harvard University Graduate School of Design (GSD) di Boston, Massachusetts, United States. Greta berhasil menunjukkan kekuatan karakter dan budaya Indonesia yang luar biasa,” ujar Jon Tan, dikutip dari siaran persnya.
Greta Elsa Nurtjahja dengan karyanya berjudul “Rumah Kopi – A Communal House of Coffee” menampilkan perspektif manusia yang memiliki naluri alami untuk dekat dengan alam. Rumah Kopi mengusung peran dari arsitektur vernacular yang memerlukan proses kontinu dengan mengadaptasi perilaku, kebiasaan, dan budaya setempat.
“Rumah Kopi terinspirasi dari rumah penduduk setempat di Kampung Buni Kasih, Jawa Barat. Rumah Kopi dirancang dengan mengadaptasi unsur ‘kelokalan’, rumah tersebut dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dengan tetap menghormati kepercayaan, kebudayaan, sejarah, alam serta bagaimana melestarikan esensinya,” jelas Greta.
Ia menjelaskan bahwa konsep dari Rumah Kopi yang dirancang sebagai ekspresi paling murni dari hubungan arsitektur dengan bumi dan topografi melalui struktur atap yang berlapis, dengan tujuan untuk menciptakan atmosfer interior lingkungan alami. Desainnya bertujuan untuk mempertahankan sebanyak mungkin lanskap asli.
“Keberadaan Rumah Kopi diharapkan akan menjadi bentuk baru dari ruang hunian sebagai ruang kontemplatif manusia dengan alam, pusat budaya bagi masyarakat, juga sebagai ikon ekonomi Kampung Buni Kasih,” ujar Greta.
Salah satu dewan juri kategori Desain Interior, Lea Aziz yang sekaligus Founder PT Elenbee Cipta Desain, mengakui bahwa para peserta kompetisi tahun ini menunjukkan inovasi hebat, konsep yang kuat, dan interaksi sosial, terutama dalam situasi yang tidak pasti seperti saat ini. Tidak hanya terampil mengenai hal teknis, para peserta juga memiliki kemampuan mengenai pentingnya kelestarian lingkungan untuk mengubah masa depan desain.
“Kami bangga dengan karya-karya mereka yang sangat mengesankan. Greta Elsa Nurtjahja sungguh melampaui harapan dalam kompetisi ini dengan tingkat detail dan visi di dalam desainya,” ujar Lea.